Kamis, 31 Maret 2016

Teori Kepribadian Sehat dari Sudut Pandang Aliran Psikoanalisis, Behavioristik, dan Humanistik. Serta Pendapat dari Allport, Rogers, Maslow, Fromm.

Nama             : Trisya Handika Putri
NPM              : 1A514884
Kelas             : 2PA07
Mata Kuliah : Kesehatan Mental


PENDAHULUAN
Apakah itu kepribadian yang sehat? Apakah sifat-sifat orang yang memiliki kepribadian yang sehat? Bagaimanakah tingkah laku, pikiran, serta perasaan orang ini? Dapatkah anda atau saya menjadi pribadi yang sehat?
Pertanyaan-pertanyaan ini terus-menerus ditanyakan bukan hanya oleh ahli-ahli psikologi tetapi juga oleh berjuta-juta orang lain. Dapat diramalkan, tidak jauh di balik pertanyaan-pertanyaan ini, telah muncul bermacam-macam jawaban- suatu arus buku-buku untuk pertolongan terhadap diri sendiri, kepercayaan-kepercayaan yang membimbing, janji-janji tentang gaya hidup baru- beberapa jawaban terlalu sederhana dan dangkal (dan tidak berguna) sedangkan jawaban-jawaban lainnya memiliki nilai potensial dalam membantu kita untuk memahami diri kita dengan lebih baik.
“Ahli-ahli psikologi pertumbuhan” ini (kebanyakan di antara mereka memandang diri mereka sebagai ahli-ahli psikologi humanistik) telah memiliki suatu pandangan yang segar terhadap kodrat manusia. Apa yang mereka lihat adalah suatu tipe orang yang berbeda dari apa yang digambarkan behaviorisme dan psikoanalisis, bentuk-bentuk psikologi tradisional.
Ahli-ahli psikologi humanistik semakin kritis terhadap tradisi-tradisi ini, karena mereka percaya bahwa behaviorisme dan psikoanalisis memberikan pandangan-pandangan terbatas tentang kodrat manusia, mengabaikan puncak-puncak yang akan didaki oleh orang-orang yang memiliki potensi. Tuduhan dari pengeritik-pengeritik ini ialah bahwa behaviorisme memperlakukan manusia sebagai suatu mesin- “ suatu sistem kompleks yang bertingkah laku menurut cara-cara yang sesuai dengan hukum”.
Individu digambarkan sebagai suatu organisme yang tersusun baik, teratur, dan ditentukan sebelumnya, dengan spontanitas, kegembiraan hidup, dan kreativitas, seperti suatu alat pengatur panas. Psikoanalisis telah memberi kepada kita hanya sisi yang sakit atau pincang dari kodrat manusia karena hanya berpusat pada tingkah laku yang neurotis dan psikotis. Freud dan orang-orang yang mengikuti ajaran-ajarannya mempelajari kepribadian yang terganggu secara emosional, bukan kepribadian yang sehat, yang paling buruk dari kodrat manusia, bukan yang paling baik.’
Baik behaviorisme maupun psikoanalisis tidak berbicara mengenai potensi kita untuk bertumbuh, keinginan kita untuk menjadi lebih baik atau lebih banyak daripada yang ada. Tentu saja segi-segi pandangan ini melihat oleh para behavioris sebagai orang-orang yang memberikan respons secara pasif terhadap stimulus-stimulus dari luar dan oleh ahli-ahli psikoanalisis sebagai korban dari kekuatan-kekuatan biologis dan konflik-konflik masa kanak-kanak.


TEORI
1.     Kepribadian Sehat Aliran Psikoanalisis
Psikoanalisis adalah cabang ilmu yang dikembangkan oleh Sigmund Freud dan para pengikutnya, sebagai studi fungsi dan perilaku psikologis manusia.
Aliran psikoanalisa melihat manusia dari sisi negatif, alam bawah sadar (id, ego, super ego), mimpi dan masa lalu. Aliran ini mengabaikan Potensi yang dimiliki oleh manusia. Manusia pada dasarnya ditentukan oleh energi psikis dan pengalaman-pengalaman dini.
Kepribadian Sehat Psikoanalisa:
1)      Menurut freud kepribadian yang sehat yaitu jika individu bergerak menurut pola perkembangan yang ilmiah.
2)      Kemampuan dalam mengatasi tekanan dan kecemasan, dengan belajar
3)      Mental yang sehat ialah seimbangnya fungsi dari superego terhadap id dan ego
4)      Tidak mengalami gangguan dan penyimpangan pada mentalnya
5)      Dapat menyesuaikan keadaan ddengan berbagai dorongan dan keinginan
Dalam aliran Psikoanalisa ini bisa dibilang manusia adalah korban tekanan biologis dan konflik masa kanak-kanak. Aliran ini melihat dari sisi negatif individu, alam bawah sadar (id,ego,superego), mimpi dan masa lalu.
Pandangan kaum psikoanalisa, hanya memberi kepada kita sisi yang sakit atau kurang, ‘sisi yang pincang’ dari kodrat manusia, karna hanya berpusat pada tingkah laku yang neuritis dan psikotis.
Sigmund freud dan orang-orang yang mengikuti ajarannya mempelajari kepribadian yang terganggu secara emosional, bukan kebribadian yang sehat; atau kebribadian yang paling buruk dari kodrat manusia, bukan yang paling baik.
Jadi, aliran ini memberi gambaran pesimis tentang kodrat manusia, dan manusia dianggap sebagai korban dari tekanan-tekanan biologis dan konflik masa kanak-kanak.

2.      Kepribadian Sehat Aliran Behavioristik
Behaviorisme juga disebut psikologi S – R (stimulus dan respon). Behaviorisme menolak bahwa pikiran merupakan subjek psikologi dan bersikeras bahwa psokologi memiliki batas pada studi tentang perilaku dari kegiatan-kegiatan manusia dan binatang yang dapat diamati. Teori Behaviorisme sendiri pertama kali diperkenalkan oleh John B. Watson (1879-1958)
Aliran behaviorisme mempunyai 3 ciri penting:
1)      Menekankan pada respon-respon yang dikondisikan sebagai elemen dari perilaku.
2)      Menekankan pada perilaku yang dipelajari dari pada perilaku yang tidak dipelajari. Behaviorisme menolak kecenderungan pada perilaku yang bersifat bawaan.
3)      Memfokuskan pada perilaku binatang. Menurutnya, tidak ada perbedaan alami antara perilaku manusia dan perilaku binatang. Kita dapat belajar banyak tentang perilaku kita sendiri dari studi tentang apa yang dilakukan binatang.
Menurut penganut aliran ini perilaku selalu dimulai dengan adanya rangsangan yaitu berupa stimulus dan diikuti oleh suatu reaksi beupa respons terhadap rangsangan itu. Salah satu penganut watson yang sangat besar masukannya untuk perkembangan behaviorisme adalah B.F. Skinner. Aliran ini memandang manusia seperti mesin yang dapat dikendalikan perilakunya lewat suatu pengkondisian. Ini menganggap manusia yang meberikan respon positif yang berasal dari luar. Dalam aliran ini manusia di anggap tidak memiliki sikap diri sendiri.
Jadi menurut Behaviorisme manusia dianggap memberikan respons secara pasif terhadap stimulus-stimulus dari luar. Kepribadian manusia sebagai suatu sistem yang bertingkah laku menurut cara yang sesuai peraturannya dan menganggap manusia tidak memiliki sikap diri sendiri.
Kepribadian yang sehat menurut behavioristik:
1)      Memberikan respon terhadap faktor dari luar seperti orang lain dan lingkungannya.
2)      Bersifat sistematis dan bertindak dengan dipengaruhi oleh pengalaman.
3)      Sangat dipengaruhi oleh faktor eksternal, karena manusia tidak memiliki sikap dengan bawaan sendiri.
4)      Menekankan pada tingkah laku yang dapat diamati dan menggunakan metode yang obyektif.

3.     Kepribadian Sehat Aliran Humanistik
Istilah psikologi humanistik (Humanistic Psychology) diperkenalkan oleh sekelompok ahli psikologi yang pada awal tahun 1960-an bekerja sama di bawah kepemimpinan Abraham Maslow dalam mencari alternatif dari dua teori yang sangat berpengaruh atas pemikiran intelektual dalam psikologi. Kedua teori yang dimaksud adalah psikoanalisis dan behaviorisme. Maslow menyebut psikologi humanistik sebagai “kekuatan ketiga” (a third force) karena humanistik muncul sebagai kritik terhadap pandangan tentang manusia yang mekanistik ala behaviorisme dan pesimistik ala psikoanalisa.
Menurut aliran humanistik kepribadian yang sehat, individu dituntut untuk mengembangkan potensi yang terdapat didalam dirinya sendiri. Bukan saja mengandalakan pengalaman-pengalaman yang terbentuk pada masa lalu dan memberikan diri untuk belajar mengenai suatu pola mengenai yang baik dan benar sehingga menghasilkan respon individu yang bersifat pasif.
Ciri dari kepribadian sehat adalah mengaktualisasikan diri, bukan respon pasif buatan atau individu yang terimajinasikan oleh pengalaman-pengalaman masa lalu. Aktualisasi diri adalah mampu mengedepankan keunikan dalam pribadi setiap individu, karena setiap individu memiliki hati nurani dan kognisi untuk menimbang-nimbang segala sesuatu yang menjadi kebutuhannya.
Kepribadian yang sehat menurut humanistik, perilaku yang mengarah pada aktualisasi diri:
1)      Menjalani hidup seperti seorang anak, dengan penyerapan dan konsentrasi sepenuhnya.
2)      Mencoba hal-hal baru ketimbang bertahan pada cara-cara yang aman dan tidak berbahaya.
3)      Lebih memperhatikan perasaan diri dalam mengevaluasi pengalaman ketimbang suara tradisi, otoritas, atau mayoritas.
4)      Jujur; menghindari kepura-puraan dalam “bersandiwara”.
5)      Siap menjadi orang yang tidak popular bila mempunyai pandangan sebagian besar orang.
6)      Memikul tanggung jawab.
7)      Bekerja keras untuk apa saja yang ingin dilakukan.

4.     Teori Kepribadian Sehat Menurut Allport
Secara umum teori Allport memberi definisi yang positif terhadap manusia.“Kepribadian manusia menurut Allport adalah organisasi yang dinamis dari system psikofisik dalam individu yang turut menentukan cara-caranya yang unik atau khas dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya”
Dalam teori Allport juga memandang bahwa kesehatan psikologis adalah melihat ke depan, tidak melihat ke belakang, dapat dikatakan bahwa seluruh teori yang dikemukakan oleh Allport ini sangat bertentangan dengan teori-teori yang dikemukakan oleh Freud.
Ciri-Ciri Kepribadian yang Matang Menurut Allport :
Menurut Allport, faktor utama tingkah lalu orang dewasa yang matang adalah sifat-sifat yang terorganisir dan selaras yang mendorong dan membimbing tingkah laku menurut prinsip otonomi fungsional.
Kualitas Kepribadian yang matang menurut allport sebagai berikut:
1.      Ekstensi sense of self
·         Kemampuan berpartisipasi dan menikmati kegiatan dalam jangkauan yang luas.
·         Kemampuan diri dan minat-minatnya dengan orang lain beserta minat mereka.
·         Kemampuan merencanakan masa depan (harapan dan rencana).

2.      Hubungan hangat/akrab dengan orang lain, Kapasitas intimacy (hubungan kasih dengan keluarga dan teman) dan compassion (pengungkapan hubungan yang penuh hormat dan menghargai dengan setiap orang).

3.      Penerimaan diri
Kemampuan untuk mengatasi reaksi berlebih hal-hal yang menyinggung dorongan khusus (misal : mengolah dorongan seks) dan menghadapi rasa frustasi, kontrol diri, presan proporsional.
4.      Pandangan-pandangan realistis, keahlian dan penugasan
Kemampuan memandang orang lain, objek, dan situasi. Kapasitas dan minat dalam penyelesaian masalah, memiliki keahlian dalam penyelesain tugas yang dipilih, mengatasi pelbagai persoalan tanpa panik, mengasihani diri, atau tingkah laku lain yang merusak.

5.      Objektifikasi diri: insight dan humor
Kemampuan diri untuk objektif dan memahami tentang diri dan orang lain. Humor tidak sekedar menikmati dan tertawa tapi juga mampu menghubungkan secara positif pada saat yang sama pada keganjilan dan absurditas diri dan orang lain.

6.      Filsafat Hidup
Ada latar belakang yang mendasari semua yang dikerjakannya yang memberikan tujuan dan arti. Contohnya lewat agama.
Untuk memahami orang dewasa kita membutuhkan gambaran tujuan dan aspirasinya. Tidak semua orang dewasa memiliki kedewasaan yang matang. Bisa saja seseorang melakukan sesuatu hal tanpa tahu apa yang ia lakukan.

5.     Teori Kepribadian Sehat Menurut Rogers
Pendapat rogers: memahami dan menjelaskan teori kepribadian sehat menurut rogers, yang meliputi:
1)      Perkembangan kepribadian atau “self” Menurut Rogers, pribadi yang sehat muncul dari aktualisasi diri seseorang dalam kehidupannya. Pengalaman - pengalaman yang telah terjadi memotivasi diri untuk menjadi pribadi yang lebih sehat dari sebelumnya. Perkembangan aktualisasis diri berubah sejalan dengan semakin bertambahnya umur sebagai akibat dari perkembangan biologik dan belajar. Konsep self menggambarkan konsepsi mengenai dirinya sendiri, ciri-ciri yang dianggapnya menjadi bagian dari dirinya.
2)      Peranan positive regard dalam pembentukan kepribadian individu Kebutuhan tersebut disebut “need for positive regard” Kebutuhan tersebut dibagi menjadi dua, yaitu :
1.      Conditional positive regard (bersyarat),
2.      Unconditional positive regard (tak bersyarat).
Contohnya, seorang atlet cilik yang ingin selalu diperhatikan oleh orangtuanya dan pelatihnya dan selalu ingin dipuji akan prestasinya yang selama ini ia gapai. Ciri-ciri orang yang berfungsi sepenuhnya Pribadi yang berfungsi sepenuhnya adalah pribadi yang mengalami pengharagaan positif tak bersyarat. Karena ini penting, dihargai, diterima, disayangi, dicintai sebagai seseorang yang berarti tentu akan menerima dengan penuh kepercayaan

6.     Teori Kepribadian Sehat Menurut Maslow
Menurut Maslow kepribadian sehat  adalah berdasarkan tingkat kebutuhannya yaitu :
1)      Kebutuhan fisiologis: kebutuhan yang dasariah, misalnya rasa lapar, haus, tempat berteduh,   seks, tidur, oksigen, dan kebutuhan jasmani lainnya. Kebutuhan fisiologis adalah kebutuhan manusia yang paling mendasar untuk mempertahankan hidupnya secara fisik, yaitu kebutuhan akan makanan, minuman, tempat tinggal, seks, tidur, istirahat, dan udara. Seseorang yang mengalami kekurangan makanan, harga diri, dan cinta, pertama-tama akan mencari makanan terlebih dahulu. Bagi orang yang berada dalam keadaan lapar berat dan membahayakan, tak ada minat lain kecuali makanan. Bagi masyarakat sejahtera jenis-jenis kebutuhan ini umumnya telah terpenuhi. Ketika kebutuhan dasar ini terpuaskan, dengan segera kebutuhan-kebutuhan lain (yang lebih tinggi tingkatnya) akan muncul dan mendominasi perilaku manusia.
2)      Kebutuhan akan rasa aman: mencakup antara lain keselamatan dan perlindungan terhadap kerugian fisik dan emosional. Kebutuhan ini menampilkan diri dalam kategori kebutuhan akan kemantapan, perlindungan, kebebasan dari rasa takut, cemas dan kekalutan; kebutuhan akan struktur, ketertiban, hukum, batas-batas, dan sebagainya. Kebutuhan ini dapat kita amati pada seorang anak. Biasanya seorang anak membutuhkan suatu dunia atau lingkungan yang dapat diramalkan. Seorang anak menyukai konsistensi dan kerutinan sampai batas-batas tertentu. Jika hal-hal itu tidak ditemukan maka ia akan menjadi cemas dan merasa tidak aman. Orang yang merasa tidak aman memiliki kebutuhan akan keteraturan dan stabilitas serta akan berusaha keras menghindari hal-hal yang bersifat asing dan tidak diharapkan.
3)      Kebutuhan sosial: mencakup kebutuhan akan rasa memiliki dan dimiliki, kasih sayang, diterima-baik, dan persahabatan. Pada tingkat kebutuhan ini, dan belum pernah sebelumnya, orang akan sangat merasakan tiadanya sahabat, kekasih, isteri, suami, atau anak-anak. Ia haus akan relasi yang penuh arti dan penuh kasih dengan orang lain pada umumnya. Ia membutuhkan terutama tempat (peranan) di tengah kelompok atau lingkungannya, dan akan berusaha keras untuk mencapai dan mempertahankannya. Orang di posisi kebutuhan ini bahkan mungkin telah lupa bahwa tatkala masih memuaskan kebutuhan akan makanan, ia pernah meremehkan cinta sebagai hal yang tidak nyata, tidak perlu, dan tidak penting. Sekarang ia akan sangat merasakan perihnya rasa kesepian itu, pengucilan sosial, penolakan, tiadanya keramahan, dan keadaan yang tak menentu.
4)      Kebutuhan akan penghargaan: mencakup faktor penghormatan internal seperti harga diri, otonomi, dan prestasi; serta faktor eksternal seperti status, pengakuan, dan perhatian.Yang pertama (internal) mencakup kebutuhan akan harga diri, kepercayaan diri, kompetensi, penguasaan, kecukupan, prestasi, ketidaktergantungan, dan kebebasan (kemerdekaan). Yang kedua (eksternal) menyangkut penghargaan dari orang lain, prestise, pengakuan, penerimaan, ketenaran, martabat, perhatian, kedudukan, apresiasi atau nama baik. Orang yang memiliki cukup harga diri akan lebih percaya diri. Dengan demikian ia akan lebih berpotensi dan produktif. Sebaliknya harga diri yang kurang akan menyebabkan rasa rendah diri, rasa tidak berdaya, bahkan rasa putus asa serta perilaku yang neurotik. Kebebasan atau kemerdekaan pada tingkat kebutuhan ini adalah kebutuhan akan rasa ketidakterikatan oleh hal-hal yang menghambat perwujudan diri. Kebutuhan ini tidak bisa ditukar dengan sebungkus nasi goreng atau sejumlah uang karena kebutuhan akan hal-hal itu telah terpuaskan.
5)      Kebutuhan akan aktualisasi diri: mencakup hasrat untuk makin menjadi diri sepenuh kemampuannya sendiri, menjadi apa saja menurut kemampuannya. Menurut Maslow, setiap orang harus berkembang sepenuh kemampuannya. Kebutuhan manusia untuk bertumbuh, berkembang, dan menggunakan kemampuannya disebut Maslow sebagai aktualisasi diri. Maslow juga menyebut aktualisasi diri sebagai hasrat untuk makin menjadi diri sepenuh kemampuan sendiri, menjadi apa menurut kemampuan yang dimiliki. Kebutuhan akan aktualisasi diri ini biasanya muncul setelah kebutuhan akan cinta dan akan penghargaan terpuaskan secara memadai. Kebutuhan akan aktualisasi diri ini merupakan aspek terpenting dalam teori motivasi Maslow. Dewasa ini bahkan sejumlah pemikir menjadikan kebutuhan ini sebagai titik tolak prioritas untuk membina manusia berkepribadian unggul. Belakangan ini muncul gagasan tentang perlunya jembatan antara kemampuan majanerial secara ekonomis dengan kedalaman spiritual. Manajer yang diharapkan adalah pemimpin yang handal tanpa melupakan sisi kerohanian.

7.     Teori Kepribadian Sehat Menurut Fromm
Kepribadian sehat menurut Eric Fromm adalah teori yang menggunakan pendekatan sosial psikologis dimana pemusatan perhatiannya pada penguraian cara-cara dimana struktur dan dinamika-dinamika masyarakat tertentu membentuk para anggotanya sehingga karakter para anggota tersebut sesuai dengan nilai yang ada pada masyarakat. Karena pada dasarnya manusia terpisah dari alam dan dari sesamanya maka cara mempersatukan adalah melalui belajar bagaimana mencitai atau bagaimana menemukan keamanan dengan menyelaraskan keinginannya dengan masyarakat yang otoriter , karena manusia adalah makhluk yang memiliki kesadaran pikiran akal sehat daya akal, kesanggupan untuk mencintai, perhatian tanggung jawab integritas bisa di lukai mengalami kesedihan sehingga apabila dalam kaitannya manusia kurang dalam menanggapi hal yang di sebutkan tersebut maka manusia tersebut bisa di katakan tidak sehat secara mental menurut Eric fromm .
            Kebutuhan dasar manusia menurut Eric Fromm :
1)      Kebutuhan akan keberhubungan kebutuhan ini adalah secara spesifik aktif dan produktif mencintai orang lain.
2)      Kebutuhan akan trandensi mengungguli alam menjadi mahluk yang kreatif Kebutuhan akan kemantapan ingin meiliki rasa bersahaja pada dunia dan orang lain supaya dapat beradaptasi di dunia .
3)      Kebutuhan akan idenditas brusaha untuk memiliki rasa idenditas personal dan keunikan guna menciptakan rasa yang terlepas dari dunia.
4)      Kebutuhan akan kerangka orientasi untukmencptakan rasa yang terlepas dari dunia. Hal kebutuhan tersebut adalah sifat alamiah dari manusia menurut fromm dan ini berubah saat evolusi namun manivestasi dari kebutuhan ini adalah akan memunculkan potensi-potensi batiniah di tentukan oleh aturan-aturan sosial di mana ia hidup dan kepribadian seseorang berkembang menurut kesempatan-kesempatan yang di berikan kepadanya oleh masyarakat tertentu .
Sehingga kepribadian sehat menurut Eric Fromm adalah penyesuaian diri seseorang dalam masyarakat merupakan kompromi antara kebutuhan-kebutuahn batin dan tuntutan dari luar dan seseorang menerapkan karakter sosial untuk memenuhi harapan masyarakat kepribadian sehat juga adanya keinginan untuk mencintai dan di cintai .


DAFTAR PUSTAKA
Psikologi kepribadian. Penulis: Agus Sujanto; Penerbit: Bumi Aksara.
Psikologi Kepribadian. Penulis: Sumadi Suryabrata, Penerbit: Rajawali Pers.
Siswanto. 2007. Kesehatan Mental; Konsep, Cakupan, dan Perkembangannya. Yogyakarta: Andi  
    Sunaryo. 2002.
Riyanti, Dwi B.P., Prabowo, Hendro. (1998). Seri diktat kuliah psikologi umum 2. Depok:
     Universitas Gunadarma.
Schultz Duane. 1991. Psikologi Pertumbuhan. Yogyakarta: Kanisius.


Selasa, 15 Maret 2016

Fenomena Kesehatan Mental, Konsep Normal Abnromal di Masyarakat


Fenomena Kesehatan Mental, Konsep Normal Abnromal di Masyarakat





           Mata Kuliah: Kesehatan Mental
Nama  : Trisya Handika Putri
NPM    : 1A514884
Kelas    : 2PA07




FAKULTAS PSIKOLOGI
JURUSAN PSIKOLOGI
UNIVERSITAS GUNADARMA
TAHUN AJARAN 2015-2016


PENDAHULUAN
Kesehatan adalah sesuatu yang berharga bagi seluruh makhluk hidup di dunia karena tanpa kesehatan, manusia tidak akan dapat menjalani kegiatan hidupnya dengan optimal. Selain itu kesehatan merupakan keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Pada dasarnya, setiap manusia menghendaki hidup dan kehidupan yang tenang, tentram dan bahagia, meskipun tidak selamanya kemauan dan keinginan tersebut tercapai. Sebab sudah menjadi sunatullah bahwa kegundahan, kekalutan, kegelisahan dan berbagai bentuk gangguan psikologis lainnya merupakan bagian yang akan selalu menyertai kehidupan manusia.
Problematika individu yang sering dihadapi ialah kegagalan seseorang dalam menghadapi kenyataan hidup seperti sangat sulit untuk menghadirkan rasa takut, rasa taat, dan rasa bahwa Dia selalu mengawasi perbuatan dan perilaku setiap individu. Problematika individu dengan dirinya sendiri, ialah kegagalan bersikap berdisiplin dan bersahabat dengan hati nuraninya sendiri, yakni hati nurani yang selalu mengajak, menyeru dan membimbing kepada kebaikan dan kebenaran kepada Tuhannya. Sehingga muncul sikap was-was, ragu, prasangka buruk lemah motivasi dan tidak mampu bersikap mandiri dalam melakukan segala hal yang berujung terjadinya gangguan kejiwaan (Hamdani, 2004).
Kesehatan Jiwa adalah keadaan jiwa yang sehat menurut ilmu kedokteran sebagai unsur kesehatan, yang dalam penjelasannya disebutkan bahwa kesehatan jiwa adalah suatu kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik, intelektual dan emosional yang optimal dari seseorang dan perkembangan itu berjalan selaras dengan keadaan orang lain. Makna kesehatan jiwa mempunyai sifat-sifat yang harmonis (serasi) dan memperhatikan semua segi-segi dalam kehidupan manusia dan dalam hubungannya dengan manusia lain (Irma, 2009).
Gangguan jiwa adalah gangguan dalam cara berpikir (cognitive), kemauan (volition, emosi (affective), tindakan (psychomotor) (Yosep, 2007). Gangguan jiwa menurut Depkes RI (2000) adalah suatu perubahan pada fungsi jiwa yang menyebabkan adanya gangguan pada fungsi jiwa, yang menimbulkan penderitaan pada individu dan atau hambatan dalam melaksanakan peran sosial.
Faktor – faktor penyebab gangguan mental:
  1. Pesatnya arus urbanisasi di kota-kota besar.
  2. Kehidupan kota yang serba tergesa-gesa
  3. Lebih menonjolkan kepentingan diri sendiri dan rasa individualisme.
  4. Kemajuan ilmu pengetahuan, mekanisme, industrialisasi, dan urbanisasi.
  5. Memburu keuntungan komersial dan penuh kompetisi.
  6. Pengaruh lingkungan dan mass media
  7. Masa transisi
Menurut Townsend (1996) mental illness adalah respon maladaptive terhadap stressor dari lingkungan dalam/luar ditunjukkan dengan pikiran, perasaan, dan tingkah laku yang tidak sesuai dengan norma lokal dan kultural dan mengganggu fungsi sosial, kerja, dan fisik individu. Konsep gangguan jiwa dari PPDGJ II yang merujuk ke DSM-III adalah sindrom atau pola perilaku, atau psikologi seseorang, yang secara klinik cukup bermakna, dan yang secara khas berkaitan dengan suatu gejala penderitaan (distress) atau hendaya (impairment/disability) di dalam satu atau lebih fungsi yang penting dari manusia (Maslim, 2002).
Di Indonesia, Public figure menjadi sorotan bagi masyarakat luas termasuk para penggemarnya. Tak heran jika kehidupan pribadi sang public figure menjadi topik hangat yang selalu di bicarakan oleh masyarakat. Termasuk masalah tentang perceraian orang tua atau kasus bullying yang berdampak pada psikologis si artis tersebut. Ketika seorang public figure dituntut untuk menjadi sosok yang sempurna dalam  karir maupun kehidupan pribadi nya, berbagai macam gangguan psikologis dapat menyerang. Seperti halnya yang terjadi pada beberapa artis yang menderita gangguan mood atau yang lebih dikenal dengan Bipolar Disorder.
Bipolar Disorder merupakan kelainan pada otak yang menyebabkan ketidaknormalan pergantian mood, energi, level aktivitas, dan kemampuan untuk mengerjakan aktivitas harian. Bipolar memiliki dua kutub, yaitu manik dan depresi.Gangguan ini bersifat episode yang cenderung berulang, menunjukkan suasana perasaan atau mood dan tingkat aktivitas yang terganggu.Seseorang yang mengidap Bipolar Disorder biasanya sering merasa euphoria berlebihan (mania) dan mengalami depresi yang sangat berat. Periode mania dan depresi ini bisa berganti dalam hitungan jam, minggu maupun bulan.Ini semua tergantung masing-masing pengidap.Mood atau keadaan emosi internal merupakan penyebab utama dari gangguan ini.
Bipolar disorder sering dialami oleh remaja yang beranjak dewasa atau dewasa muda Setidaknya setengah dari kasus dimulai sebelum umur 25 tahun.beberapa orang memiliki gejala - gejalanya bahkan sejak kanak - kanak, sementara beberapa orang sisanya mengalami gejala - gejalanya lebih lama. Bipolar disorder tidak mudah dikenali saat kelainan ini dimulai.gejalanya terlihat seperti masalah - masalah yang berbeda, tidak tampak seperti bagian dari masalah lain yang lebih besar.
Pada kasus ini, Bipolar Disorder dialami oleh anak dari seorang Gubernur Provinsi Banten, Rano Karno yang terjerumus dalam hal Narkoba.
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering melihat di televisi orang yang mengalami gangguan kejiwaan akibat menggunakan narkoba. Narkoba tersebut tidak hanya mengakibatkan gangguan jiwa bahkan bisa mengakibatkan kematian. Orang yang biasanya menggunakan narkoba adalah, orang yang tidak bisa menyelesaikan masalahnya dengan kepala dingin. Banyak orang yang tidak menyadari dampak narkoba terhadap kesehatan jiwanya, padahal apabila kita memahami mengenai dampak penggunaannarkoba tersebut kita dapat melakukan pencegahan dengan menghindari penggunaan narkoba. Pencegahan dilakukan dengan maksud agar terjaminnya kesehatan tubuh. Untuk menghindaridari penggunaan narkoba tersebut kita harus selalu berdoa kepada tuhan yang  Maha Esa dan menyelesaikan masalah dengan kepala dingin agar kehidupan kita menjadi harmonis tanpa menggunakan narkoba.
Penyalahgunaan narkoba merupakan suatu pola penggunaan yang bersifat patologik dan harus menjadi perhatian segenap pihak. Meskipun sudah terdapat banyak informasi yang menyatakan dampak negatif yang ditimbulkan oleh penyalahgunaan dalam mengkonsumsi narkoba, tapi hal ini belum memberi angka yang cukup signifikan dalam mengurangi tingkat penyalahgunaan narkoba.



TEORI
A.   Ciri-ciri tingkah laku sehat dan normal
1.      Warga (1983)
Ciri-ciri individu sehat/normal adalah:
1.      Bertingkah laku menurut norma2 sosial yang diakui.
2.      Mampu mengelola emosi.
3.      Mampu m’aktualkan potensi-potensi yang dimiliki.
4.      Dapat mengikuti kebiasaan-kebiasaan sosial.
5.      Dapat mengenali resiko dari setiap perbuatan dan kemampuan tersebut digunakan untuk menuntun tingkah lakunya.
6.      Mampu menunda keinginan sesaat untuk mencapai tujuan jangka panjang.
7.      Mampu belajar dari pengalaman.
8.      Biasanya gembira.
2.      Harber&Runyon (1984)
Ciri individu normal adalah:
1.      Sikap terhadap diri sendiri: mampu menerima diri apa adanya, memiliki identitas diri yang jelas, mampu menilai kelebihan dan kekurangan diri sendiri secara realistis.
2.      Persepsi terhadap realita: pandangan realistis terhadap diri dan dunia sekitar yang meliputi orang lain maupun segala sesuatunya.
3.      Integrasi: kepribadian menyatu & harmonis, bebas konflik, toleransi yang baik terhadap stres.
4.      Kompetensi:mengembangkan ketrampilan dasar b’kaitan dengan aspek fisik, inteligensi, emosional dan sosial untuk melakukan coping thd masalah.
5.      Otonomi: memiliki ketetapan diri yang kuat, b’tgjwb, penentuan diri dan memiliki kebebasan yang cukup thd pengaruh sosial.
6.      Pertumbuhan dan aktualisasi diri: pengembangan ke arah kematangan, pengembangan potensi dan pemenuhan diri sebagai pribadi.
7.      Relasi interpersonal: kemampuan membentuk dan memelihara relasi interpersonal yang intim.
8.      Tujuan hidup: Tidak perfeksionis, tapi membuat tujuan yang realistis dan masih dalam kemampuan individu.
B.    Perilaku Abnormal
ü  Statistical infrequency
Perspektif ini menggunakan pengukuran statistik dimana semua variabel yang yang akan diukur didistribusikan ke dalam suatu kurva normal atau kurva dengan bentuk lonceng. Kebanyakan orang akan berada pada bagian tengah kurva, sebaliknya abnormalitas ditunjukkan pada distribusi di kedua ujung kurva.  Kriteri ini biasanya digunakan dalam bidang medis atau psikologis. Misalnya mengukur tekanan darah, tinggi badan, intelegensi, ketrampilan membaca, dsb.
ü  Unexpectedness
   Biasanya perilaku abnormal merupakan suatu bentuk respon yang tidak diharapkan terjadi. Contohnya seseorang tiba-tiba menjadi cemas (misalnya ditunjukkan dengan berkeringat dan gemetar) ketika berada di tengah-tengah suasana keluarganya yang berbahagia. Atau seseorang mengkhawatirkan kondisi keuangan keluarganya, padahal ekonomi keluarganya saat itu sedang meningkat. Respon yang ditunjukkan adalah tidak diharapkan terjadi.
ü  Violation of norms
   Perilaku abnormal ditentukan dengan mempertimbangkan konteks sosial dimana perilaku tersebut terjadi. Jika perilaku sesuai dengan norma masyarakat, berarti normal. Sebaliknya jika bertentangan dengan norma yang berlaku, berarti abnormal. Kriteria ini  mengakibatkan definisi abnormal bersifat relatif tergantung pada norma masyarakat dan budaya pada saat itu. Misalnya di Amerika pada tahun 1970-an, homoseksual merupakan perilaku abnormal, tapi sekarang homoseksual tidak lagi dianggap abnormal. Walaupun kriteria ini dapat membantu untuk mengklarifikasi relativitas definisi abnormal sesuai sejarah dan budaya tapi kriteria ini tidak cukup untuk mendefinisikan abnormalitas. Misalnya pelacuran dan perampokan yang jelas melanggar norma masyarakat tidak dijadikan salah satu kajian dalam psikologi abnormal.
ü  Personal distress
   Perilaku dianggap abnormal jika hal itu menimbulkan penderitaan dan kesengsaraan bagi individu. Tidak semua gangguan (disorder) menyebabkan distress. Misalnya psikopat yang mengancam atau melukai orang lain tanpa menunjukkan suatu rasa bersalah atau kecemasan. Juga tidak semua penderitaan atau kesakitan merupakan abnormal. Misalnya seseorang yang sakit karena disuntik. Kriteria ini bersifat subjektif karena susah untuk menentukan standar tingkat distress seseorang agar dapat diberlakukan secara umum.
ü  Disability
Individu mengalami ketidakmampuan (kesulitan) untuk mencapai tujuan karena abnormalitas yang dideritanya. Misalnya para pemakai narkoba dianggap abnormal karena pemakaian narkoba telah mengakibatkan mereka mengalami kesulitan untuk menjalankan fungsi akademik, sosial atau pekerjaan. Tidak begitu jelas juga apakah seseorang yang abnormal juga mengalami disability. Misalnya seseorang yang mempunyai gangguan seksual voyeurisme (mendapatkan kepuasan seksual dengan cara mengintip orang lain telanjang atau sedang melakukan hubungan seksual), tidak jelas juga apakah ia mengalami disability dalam masalah seksual. Dari semua kriteria di atas menunjukkan bahwa perilaku abnormal sulit untuk didefinisikan. Tidak ada satupun kriteria yang secara sempurna dapat membedakan abnormal dari perilaku normal. Tapi sekurang-kurangnya kriteria tersebut berusaha untuk dapat menentukan definisi perilaku abnormal. Dan adanya kriteria pertimbangan sosial menjelaskan bahwa abnormalitas adalah sesuatu yang bersifat relatif dan dipengaruhi oleh budaya serta waktu.
C.    Definisi Bipolar Disorder
Ganguan bipolar atau sering disebut juga dengan manic - depresi merupakan kelainan pada otak yang menyebabkan ketidak normalan pergantian mood, energi, level aktivitas, dan kemampuan untuk mengerjakan aktivitas harian.Bipolar memiliki dua kutub, yaitu manik dan depresi. Gangguan ini bersifat episode yang cenderung berulang, menunjukkan suasana perasaan atau mood dan tingkat aktivitas yang terganggu.Seseorang yang mengidap Bipolar Disorder biasanya sering merasa euphoria berlebihan (mania) dan mengalami depresi yang sangat berat. Periode mania dan depresi ini bisa berganti dalam hitungan jam, minggu maupun bulan. Ini semua tergantung masing-masing pengidap. Mood atau keadaan emosi internal merupakan penyebab utama dari gangguan ini.
Kadang penderita memiliki perasaan atau yang bisa disebut sebagai mood meninggi, energi dan aktivitas fisik dan mental meningkat atau episode manik atau hipomanik. Pada waktu lain berupa penurunan mood, energi dan aktivitas dan mental berkurang (episode depresi). Episode manik biasanya mulai dengan tiba-tiba dan berlangsung antara dua minggu sampai lima bulan. Sedangkan depresi cenderung berlangsung lebih lama. Episode hipomanik mempunyai derajat yang lebih ringan daripada manik. Mereka yang mengalami gangguan bipolar ini beralih dari perasaan sangat senang dan gembira ke perasaan sangat sedih atau sebaliknlya. Dua kutub mood tinggi dan rendah, saling bergantian.
Bipolar disorder sering dialami oleh remaja yang beranjak dewasa atau dewasa muda setidaknya setengah dari kasus dimulai sebelum umur 25 tahun.beberapa orang memiliki gejala - gejalanya bahkan sejak kanak - kanak, sementara beberapa orang sisanya mengalami gejala - gejalanya lebih lama.
Bipolar disorder tidak mudah dikenali saat kelainan ini dimulai.gejalanya terlihat seperti masalah - masalah yang berbeda, tidak tampak seperti bagian dari masalah lain yang lebih besar. Beberapa orang menderita kelainan ini sampai bertahun - tahun sampai akhirnya terdiagnosis dan mendapatkan terapi. Seperti diabetes dan penyakit jantung, bipolar disorder adalah kelainan jangka panjang yang harus di awasi dan di managed seumur hidup.
1.      Gejala-gejala Bipolar Disorder
Ada empat episode yang menandai penyakit Bipolar Disorder ini, yaitu episode depresi, mania, hipomania, dan campuran.
a.      Episode Depresi
Gejala-gejala dari tahap depresi bipolar disorder adalah sebagai berikut:
1)     Kesedihan dan menangis secara umum.
2)     Mengalami kesulitan tidur (insomnia) atau terlalu banyak tidur (hypersomnolence).
3)     Kehilangan nafsu makan dan penurunan berat badan atau sebaliknya.
4)     Menarik diri dari pergaulan, hilangnya rasa percaya diri.
5)     Kehilangan rasa suka terhadap hal-hal yang menyenangkan saat penderita dalamkondisi normal.
6)     Merasa pesimis, putus asa, tidak ada yang bersedia membantu, tidak bernilai atau berharga. dan tidak diinginkan.
7)     Terjadi komplikasi pada organ lainnya yang disebabkan oleh sugesti yang buruk terhadap kesehatannya.
8)     Memiliki respon yang lambat saat berbicara, kesulitan untuk berkonsentrasi, selalu berpikiran yang tidak jelas, dan bingung.
9)     Pekerjaan dan hubungan interpersonal terganggu
10) Merasa tidak berdaya dan benar-benar berpikir tentang cara membunuh dirinya sendiri.
Hampir semua penderita bipolar disorder mempunyai pikiran tentang bunuh diri dan 30% diantaranya berusaha untuk merealisasikan niat tersebut dengan berbagai cara.
b.      Episode Mania
Gejala-gejala dari tahap mania bipolar disorder adalah sebagai berikut:
1)     Merasa sangat bersemangat, penuh energi, dan siap untuk apapun.
2)     Berperilaku agresif, intoleran, terkadang membosankan, cepat marah, tidak sabaran, serta perilaku ugal-ugalan.
3)     Penurunan kebutuhan untuk tidur karena selalu aktif beraktifitas.
4)     Memiliki rencana yang realistis, suka berlibur dan bersenang-senang, serta peningkatan hubungan seksual.
5)     Kepercayaan diri yang meningkat, tidak takut pada apapun.
6)     Suka berbicara dengan cepat dan melompat dari subyek yang satu ke subyek yang lain.
7)     Keputusan tentang bisnis dan keuangan dilakukan dengan terburu-buru tanpa memperhatikan akibatnya.
8)     Memilih pakaian dan make up yang mendukung suasananya hatinya yang ceria.
9)     Hubungan sosial dan pekerjaan terganggu.
10) Meminta anggota keluarga maupun orang lain untuk memperhatikannya dan merasa tidak memerlukan orang lain.
11) Mengalami gejala psychotic yaitu delusion (kepercayaan palsu) dan hallucination (melihat atau mendengar sesuatu yang tidak nyata).
12) Muncul banyak ide dan gagasan yang berlebihandan terkesan muluk-muluk.

Menurut Weisberg (1994), perubahan mood mempengaruhi motivasi untuk menghasilkan karya kreatif daripada proses kreatif itu sendiri. Seorang penderita bipolar disorder yang berada pada tahap mania cenderung lebih berani mengeluarkan isi pikirannya daripada seseorang tanpa bipolar disorder. Penyakit ini banyak ditemukan pada orang-orang yang terlibat dalam dunia seni. Sejumlah artis, komposer, dan penulis yang mempunyai riwayat bipolar disorder dikenal dapat menghasilkan karya-karya yang baik. Bahkan para sejarawan percaya bahwa Vincent Van Gogh mengidap bipolar disorder. Keadaan mania dapat memicu kreativitas terkait dengan adanya peningkatan mood, pikiran yang muncul tiba-tiba, dan kemampuan menghubung-hubungkan ide dan gagasan.

c.       Episode Hipomania
Tahap Hipomania mirip dengan mania. Perbedaanya adalah penderita pada tahap ini merasa lebih tenang seakan-akan telah kembali normal serta tidak mengalami halusinasi dan delusi. Hipomania sulit untuk di diagnosis karena terlihat seperti kebahagiaan biasa, tapi membawa resiko yang sama seperti mania. Gejala-gejala dari tahap hipomania bipolar disorder dalah sebagai berikut:
1)     Bersemangat dan penuh energi, muncul kretivitas
2)     Bersifat optimis, selalu tampak gembira, lebih aktif, dan cepat marah
3)     Penurunak kebutuhan untuk tidur

d.     Episode Campuran (Mixed State Episode)
Dalam konteks bipolar disorder,mixed state adalah suatu kondisi dimana tahap mania dan depresi terjadi bersamaan. Pada saat tertentu, penderita mungkin bisa merasakan energi yang berlebihan, tidak bisa tidur, muncul ide-ide yang berlalu-lalang di kepala, agresif, dan panik (mania).Akan tetapi, beberapa jam kemudian, keadaan itu berubah menjadi sebaliknya.Penderita merasa kelelahan, putus asa, dan berpikiran negatif terhadap lingkungan sekitarnya.Hal itu terjadi berganti dan berulang-ulang dalam waktu yang relatif cepat.Alkohol, narkoba, dan obat-obat antipedresan sering dikonsumsi oleh penderita saat berada pada epiode ini.Mixed state bisa menjadi episode yang paling membahayakan penderita bipolar disorder. Pada episode ini, penderita paling banyak memiliki keinginan untuk bunuh diri karena kelelahan, putus asa, delusi, dan halusinasi.
Gejala-gejala yang diperlihatkan jika penderita akan melakukan bunuh diri antara lain sebagai berikut:
1)     Selalu berbicara tentang kematian dan keinginan untuk mati kepada orang-orang di sekitarnya.
2)     Memiliki pandangan pribadi tentang kematian.
3)     Mengkonsumsi obat-obatan secara berlebihan dan alkohol.
4)     Terkadang lupa akan hutang atau tagihan seperti; tagihan listrik, telepon, dll.

            Secara umum, depresi muncul kurang dari 1% pada anak-anak prasekolah dan 2–3% pada anak usia sekolah. Pada remaja, rata-rata penderita depresi sama dengan orang dewasa, dengan rata-rata 7-13% dan lebih banyak muncul pada anak perempuan.
Masalah genetis adalah faktor umum yang menjadi penyebab BD. Anak yang memiliki salah satu orangtua dengan BD memiliki resiko mengidap penyakit yang sama sebesar 15-30%. Apabila kedua orangtuanya mengidap BD, maka anak-anaknya beresiko mengalami BD sebesar 50-75%. Kembar identik dari seorang pengidap BD juga memiliki resiko tertinggi akan juga mengalami BD dibandingkan anak yang bukan kembar identik.
Orangtua dengan anak yang mengalami depresi biasanya juga memiliki saudara dekat  (first-degree relatives) yang mengalami mood disorder. Ibu yang mengalami depresi juga besar kemungkinan akan memiliki anak yang juga mengalami depresi.

2.      Menurut DSM, ada empat tipe-tipe dasar dari penyakit bipolar:
a.      Penyakit Bipolar I terutama ditentukan oleh episode-episode manic atau campuran yang berlangsung paling sedikit tujuh hari, atau oleh gejala-gejala manic yang begitu parah sehingga orang itu perlu segera perawatan rumah sakit. Biasanya, orang itu juga mempunyai episode-episode depresi, secara khas berlangsung paling sedikit dua minggu. Gejala-gejala dari mania atau depresi harus menjadi perubahan utama dari kelakuan normal seseorang.
b.      Penyakit Bipolar II Hypomanic , ditentukan oleh pola dari episode-episode depresi namun bukan sepenuhnya episode-episode manic atau campuran.
c.       Bipolar Disorder Not Otherwise Specified (BP-NOS) didiagnosa ketika seseorang mempunyai gejala-gejala dari penyakit yang tidak memenuhi kriteria diagnostik untuk salah satu dari bipolar I atau II. Gejala-gejala mungkin tidak berlangsung cukup lama, atau orang itu mungkin mempunyai terlalu sedikit gejala-gejala, untuk didiagnosa dengan bipolar I atau II. Bagaimanapun, gejala-gejala adalah dengan jelas keluar dari batasan kelakuan normal seseorang.
d.      Penyakit Cyclothymic, atau Cyclothymia, adalah bentuk ringan dari penyakit bipolar. Orang-orang yang mempunyai cyclothymia mempunyai episode-episode dari hypomania dengan depresi ringan untuk paling sedikit dua tahun. Bagaimanapun, gejala-gejala tidak memenuhi kebutuhan-kebutuhan diagnostik untuk tipe lain apa saja dari penyakit bipolar.
Beberapa orang-orang mungkin didiagnosa dengan rapid-cycling bipolar disorder.Ini adalah ketika seorang mempunyai empat atau lebih episode-episode dari depresi utama, mania, hypomania, atau gejala-gejala campuran dalam satu tahun.
          Gangguan mood atau Bipolar Disorder ini didukung oleh beberapa teori menurut tokoh psikologi yang menjelaskan penyebab dasar munculnya gangguan tersebut. Berikut merupakan beberapa teori tersebut :
a)    Teori Psikoanalisis Tentang Depresi
Menurut Freud (1917/ 1950) potensi depresi muncul pada awal masa kanak-kanak. Pada fase oral anak mungkin kurang terlalu terpenuhi kebutuhannya, sehingga ia terfiksasi pada fase ini mengakibatkan individu dependen, low self esteem. Hipotesanya adalah, setelah kehilangan orang yang dicintai, ia mengidentifikasi diri dengan orang tersebut seolah untuk mencegah kehilangan. Lama-lama ia malah marah pada dirinya sendiri, merasa bersalah.
b)    Teori Kognitif Tentang Depresi
Menurut Teori Depresi Beck (1967)
Individu menjadi depresi akibat interpretasi negatif yang bias. Pada waktu kecil/remaja muncul skema negatif akibat kejadian-kejadian buruk ia merasa akan selalu sial/gagal, dipadu dengan bias kognitif muncul triad negatif (pandangan sangat negatif tentang diri, dunia, masa depan).
Menurut Teori hopelessness
Sejumlah bentuk depresi dianggap sebagai akibat hopelessnessà merasa hasil yang diharapkan takkan pernah muncul, individu tak bisa merubah situasi. Kemungkinan muncul akibat self esteem yang rendah, kecenderungan anggapan bahwa kejadian negatif akan mengakibatkan sejumlah hal negative.
c)    Teori Interpersonal Tentang Depresi
Individu depresi cenderung terbatas jaringan dan dukungan sosialnyaàmengurangi kemampuan individu mengatasi kejadian negatif, rentan terhadap depresi.
Individu depresi berusaha meyakinkan diri bahwa orang lain benar peduli. Namun ketika yakin, rasa puasnya hanya sebentar. Berhubungan dengan konsep diri negatif.
Kompetensi sosial yang rendah diperkirakan memunculkan depresi pada anak usia TK. Interpersonal problem solving skill yang rendah dapat meningkatkan depresi pada remaja.

d)    Teori Biologis Tentang Gangguan Mood
Gangguan bipolar merefleksikan adanya gangguan pada sistem motivasional yang disebut dengan behavioral activation system atau BAS. BAS memfasilitasi kemampuan manusia unuk mendekati atau memperoleh reward dari lingkungannya dan ini telah dikaitkan dengan positive emotional states, karakteristik kepribadian seperti ekstrovert, peningkatan energi, dan berkurangnya kebutuhan untuk tidur. Secara biologis, BAS diyakini terkait dengan jalur syaraf dalam otak yang melibatkan dopamine neurotransmitter dan juga terkait dengan perilaku untuk memperoleh reward. Peristiwa kehidupan yang melibatkan pencapaian tujuan atau reward diprediksi meningkatkan simtom mania. Sedangkan peristiwa positif lainnya tidak terkait dengan perubahan pada simtom mania, dan pencapaian tujuan tidak terkait dengan perubahan dalam simtom depresi.Dengan demikian, BAS dan manifestasi perilakunya, yaitu pencapaian tujuan diasosiasikan dengan simtom mania dari gangguan bipolar.

e)    Teori Lingkungan Tentang Gangguan Mood
Bipolar disorder tak hanya dipengaruhi oleh gen saja, tetapi juga didorong oleh faktor lingkungan. Penderita penyakit ini cenderung mengalami faktor pemicu munculnya penyakit yang melibatkan hubungan antar perseorangan atau peristiwa-peristiwa pencapaian tujuan (reward) dalam hidup. Seorang penderita bipolar disorder yang gejalanya mulai muncul saat masa ramaja kemungkinan besar mempunyai riwayat masa kecil yang kurang menyenangkan seperti mengalami banyak kegelisahan atau depresi. Selain penyebab diatas, alkohol, obat-obatan, dan penyakit lain yang diderita juga dapat memicu munculnya bipolar disorder. Di sisi lain, keadaan lingkungan di sekitarnya yang baik dapat mendukung penderita gangguan ini sehingga bisa menjalani kehidupan dengan normal.


ANALISIS
Pemberitaan yang beredar terkait masalah yang dialami anak Rano Karno ini menyebutkan bahwa dia pernah mengalami kejadian yang kurang mengenakan pada saat Raka masih kecil. Saat Raka kecil, di sekolahnya, banyak anak-anak yang meledek karena dia bukan anak kandung Rano Karno. Rano kemudian menambahkan bahwa anaknya (Raka) ini mudah stres. Lebih lanjut bahkan Rano mengatakan anaknya ini menderita suatu gangguan kejiwaan yang disebut gangguan bipolar.
Dia menyebutkan bahwa sifat Raka mudah stres,mudah sedih,dan labil. Gangguan bipolar sendiri adalah gangguan suasana perasaan yang dikarakteristikan dengan suatu kondisi suasana perasaan atau moodyang berubahubah. Kadang sedih sekali dan kadang gembira luar biasa. Gangguan bipolar memang banyak dihubungkan dengan kondisi kejiwaan terkait lainnya. Banyak jurnal penelitian mengatakan, salah satu yang paling sering terjadi pada pasien gangguan bipolar adalah penyalahgunaan zat atau narkotika.
Kondisi penggunaan zat terlarang, seperti alkohol dan narkotika stimulan, seperti ekstasi, kokain, dan metamfetamin, memang terkait dalam kondisi perjalanan gangguan bipolarnya. Orang dengan gangguan bipolar sering mengalamimood yang berubah-ubah. Ketika depresi, orang yang mengalami bipolar bisa sangat sedih sekali dan merasa tidak ada gunanya hidup. Pada saat itu orang dengan bipolar bisa melakukan upaya bunuh diri.Perasaan tidak berdaya dan tidak nyaman ini yang kadang bisa mendorongnya menggunakan zat-zat narkotika yang mampu membuatnya lebih hidup, salah satu contohnya adalah ekstasi.
Begitupun ketika seorang bipolar mengalami fase manik. Kondisi senang yang berlebihan bisa membuatnya kehilangan rasionalitas dalam berpikir dan bertindak. Perilaku berisiko dan salah satunya menggunakan zat narkotika agar lebih bersemangat bisa dilakukan dalam kondisi manik. Hal ini tentunya membuat penggunaan zat narkotika, terutama pada lakilaki dikatakan besar jumlahnya di kalangan penderita bipolar.


DAFTAR PUSTAKA