Senin, 31 Oktober 2016

VISI, MISI, DAN SOP PERUSAHAAN BUSANA “SARA COLLECTION”

NAMA                 : TRISYA HANDIKA PUTRI
NPM                     : 1A514884
KELAS                : 3PA07
MATA KULIAH : PSIKOLOGI MANAJEMEN #
DOSEN               : FAAIZA SUPANDI

PERUSAHAAN BUSANA “SARA COLLECTION

Visi:
Menjadi perusahaan fashion busana yang memberikan produk-produk berkualitas serta memiliki pelayanan yang baik dan menjadi perusahaan terkemuka dalam trend fashion di dunia.

Misi:
v Memproduksi busana dengan kualitas bahan yang baik.
v Menciptakan desain yang inovatif dan kreatif agar mampu bersaing di industri fashion nasional maupun internasional.
v Menyeleksi karyawan dengan syarat harus memiliki etika dan SDM yang baik agar tercapainya kepuasan pada pelanggan.
v Mampu memenuhi kebutuhan busana konsumen dengan membuat banyak varian ditinjau dari desain dan warna produk yang disesuaikan dengan gender dan usia.
v Membuat banyak relasi terhadap berbagai perusahaan industri fashion baik lokal maupun luar negeri agar eksistensi perusahaan tetap terjaga

Standard Operational Procedure “SARA COLLECTION”:
a.      Ketentuan karyawan:
1.     Sales
2.     Kasir
3.     Petugas kebersihan
4.     Satpam/Security

b.     Sistem kerja
Sistem kerja yang dilakukan yaitu pembagian shift per-hari. Pembagian shift yang pertama yaitu shift siang pada pukul 10.00 WIB – 16.00 WIB, shift yang kedua yaitu shift sore pada pukul 16.00 WIB – 22.00 WIB. Rentang waktu tiap shift yaitu 5 jam dan segala bentuk pergantian shift dapat dikondisikan.

c.      Prosedur Penanganan Pelanggan
1.     Penerimaan dan Penawaran Produk terhadap Pelanggan (Sales)
v Bersikap ramah dan mengucapkan salam  kepada setiap pengunjung yang datang.
v Menawarkan setiap produk yang dijual di butik SARA COLLECTION.
v Menanyakan produk yang dibutuhkan oleh pengunjung yang datang ke butik.
v Memberikan informasi yang benar kepada pengunjung yang datang.
v Bersedia menyiapkan barang yang di pesan oleh pengunjung kemudian membuatkan faktur belanja  untuk  pengunjung.
v Tetap bersikap ramah walaupun pengunjung tidak jadi membeli produk SARA COLLECTION.
v Merapikan kembali produk yang tidak jadi dibeli oleh pengunjung.

2.     Proses Payment dan Packing (Kasir)
v Kasir wajib menyapa customer sebelum menerima barang yang akan dibeli.
v Kasir menyebutkan barang-barang apa saja yang dibeli oleh customer.
v Kasir mulai melakukan proses scan harga baju yang ada di label barang yang akan dibeli.
v Kasir memberitahukan kepada customer harga yang mesti customer bayar.
v Kasir wajib menanyakan kepada customer melakukan pembayaran melalui cash atau debit.
v Kasir harus teliti dalam penghitungan uang yang diberikan maupun uang pengembalian.
v Setelah pembayaran, kasir memasukkan barang yang sudah dibayar kedalam paper bag.
v Kasir memberikan paper bag kepada customer,  mengucapkan terima kasih, dan selalu beritahukan customer agar datang kembali ke butik.

d.     Prosedur Penanganan Butik
1.     Petugas Kebersihan
v Periksa kelengkapan alat kebersihan yang dibutuhkan di dalam butik.
v Sebelum butik buka, petugas kebersihan harus membersihkan seluruh isi dari butik SARA COLLECTION, mulai dari menyapu dan mengepel lantai, sampai mengelap jendela dan membersihkan etalase dari segala bentuk debu.
v Periksa kebersihan butik tiap 1 jam sekali.
v Diperkenankan hanya untuk mengepel lantai apabila sedang ada pengunjung, dan tidak boleh menyapu maupun mengelap selama masih ada pengunjung.
v Bersikap ramah terhadap pengunjung maupun karyawan lain ketika sedang melakukan pembersihan.
v Periksa dan buang isi dari tempat sampah yang berada di dalam butik agar tidak sampai menumpuk dan menimbulkan bau tidak sedap.

2.     Keamanan Butik (Security/Satpam)
v Membukakan pintu gerbang masuk apabila pengunjung akan datang maupun akan keluar, serta bersikap ramah dan sopan santun.
v Tiap satpam harus menyebar di tiap titik lokasi yang sudah ditentukan, tidak boleh berkumpul/berkubu dalam satu titik lokasi.
v Fokus dan konsentrasi dalam memperhatikan keamanan sekitar butik.
v Waspada terhadap segala gerak-gerik yang mencurigakan di dalam sekitar butik.
v Bertindak secara tegas apabila ada pengunjung yang melakukan hal mencurigakan.
v Menegur pengunjung apabila pengunjung melakukan hal yang tidak senonoh terhadap produk butik SARA COLLECTION.
v Membantu pengunjung, sales, maupun kasir apabila memerlukan bantuan.
v Melakukan tindakan darurat pengamanan apabila terjadi kerusakan alat yang menyebabkan kebakaran.

v Menegaskan kepada para pengunjung untuk tidak merokok di dalam butik.

Selasa, 14 Juni 2016

Perilaku Konsumtif



Anggota :
  • Adetya Ilham
  • Akbario Hadi Wijaya
  • Hikman Tartila
  • Ishadi Adikusumo
  • M. Taufik Dermawan
  • Nalurita Syahfitri
  • Reza Okky Kurniawan
  • Trisya Handika Putri
Pengertian Perilaku Konsumtif

Pengertian Perilaku Konsumtif adalah - Kata “konsumtif” sering diartikan sama dengan “konsumerisme”. Padahal kata yang terakhir ini mengacu pada  segala sesuatu yang berhubungan dengan konsumen. Sedangkan konsumtif lebih khusus menjelaskan keinginan untuk mengkonsumsi barang-barang yang sebenarnya kurang diperlukan secara berlebihan untuk mencapai kepuasan yang maksimal (Tambunan, 2003).

Faktor-Faktor Perilaku Konsumtif

Menurut Kottler dan Amstrong (1997) ada beberapaa faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam proses perilaku pembelian. Berdasarkan konteks pria metroseksual maka faktor-faktor yang mempengaruhi adalah :
1.     Pekerjaan, Pria metroseksual kebanyakan adalah eksekutif muda. Masalah penampilan jelas terlihat dari pakaian dengan segala atributnya seperti dasi, sepatu sampai parfum dan sebagainya. Faktor yang relevan dengan sisi penampilan juga ditambah dengan perawtan tubuh mulai dari salon, spa dan klub  fitnes.
2.     Situasi ekonomi, Kartajaya,dkk (2004) mengatakan bahwa pria metroseksual biasanya berasal dari kalangan dengan penghasilan ekonomi yang besar. Besarnya materi yang dikeluarkan untuk  menunjang perilaku konsumtif yang mereka lakukan bukan menjadi masalah.

Aspek Positif dan Negatif Perilaku Konsumtif

Kegiatan mengkonsumsi yang berlebihan dapat menimbulkan perilaku konsumtif masyarakat. Perilaku konsumtif adalah perilaku manusia yang melakukan kegiatan konsumsi yang berlebihan.Perilaku konsumtif ini bila dilihat dari sisi positif akan memberikan dampak:

1.     Membuka dan menambah lapangan pekerjaan, karena akan membutuhkan tenaga kerja lebih banyak untuk memproduksi barang dalam jumlah besar.
2.     Meningkatkan motivasi konsumen untuk menambah jumlah penghasilan, karena konsumen akan berusaha menambah penghasilan agar bisa membeli barang yang diinginkan dalam jumlah dan jenis yang beraneka ragam.
3.     Menciptakan pasar bagi produsen, karena bertambahnya jumlah barang yang dikonsumsi masyarakat maka produsen akan membuka pasar-pasar baru guna mempermudah memberikan pelayanan kepada masyarakat.

Bila di lihat dari sisi negatifnya, maka perilaku konsumtif akan menimbulkan dampak:

1.     Pola hidup yang boros dan akan menimbulkan kecemburuan sosial, karena orang akan membeli semua barang yang diinginkan tanpa memikirkan harga barang tersebut murah atau mahal, barang tersebut diperlukan atau tidak, sehingga bagi orang yang tidak mampu mereka tidak akan sanggup untuk mengikuti pola kehidupan yang seperti itu.
2.     Mengurangi kesempatan untuk menabung, karena orang akan lebih banyak membelanjakan uangnya dibandingkan menyisihkan untuk ditabung.
3.     Cenderung tidak memikirkan kebutuhan yang akan datang, orang akan mengkonsumsi lebih banyak barang pada saat sekarang tanpa berpikir kebutuhannya di masa datang.   

Daftar Pustaka




Kamis, 31 Maret 2016

Teori Kepribadian Sehat dari Sudut Pandang Aliran Psikoanalisis, Behavioristik, dan Humanistik. Serta Pendapat dari Allport, Rogers, Maslow, Fromm.

Nama             : Trisya Handika Putri
NPM              : 1A514884
Kelas             : 2PA07
Mata Kuliah : Kesehatan Mental


PENDAHULUAN
Apakah itu kepribadian yang sehat? Apakah sifat-sifat orang yang memiliki kepribadian yang sehat? Bagaimanakah tingkah laku, pikiran, serta perasaan orang ini? Dapatkah anda atau saya menjadi pribadi yang sehat?
Pertanyaan-pertanyaan ini terus-menerus ditanyakan bukan hanya oleh ahli-ahli psikologi tetapi juga oleh berjuta-juta orang lain. Dapat diramalkan, tidak jauh di balik pertanyaan-pertanyaan ini, telah muncul bermacam-macam jawaban- suatu arus buku-buku untuk pertolongan terhadap diri sendiri, kepercayaan-kepercayaan yang membimbing, janji-janji tentang gaya hidup baru- beberapa jawaban terlalu sederhana dan dangkal (dan tidak berguna) sedangkan jawaban-jawaban lainnya memiliki nilai potensial dalam membantu kita untuk memahami diri kita dengan lebih baik.
“Ahli-ahli psikologi pertumbuhan” ini (kebanyakan di antara mereka memandang diri mereka sebagai ahli-ahli psikologi humanistik) telah memiliki suatu pandangan yang segar terhadap kodrat manusia. Apa yang mereka lihat adalah suatu tipe orang yang berbeda dari apa yang digambarkan behaviorisme dan psikoanalisis, bentuk-bentuk psikologi tradisional.
Ahli-ahli psikologi humanistik semakin kritis terhadap tradisi-tradisi ini, karena mereka percaya bahwa behaviorisme dan psikoanalisis memberikan pandangan-pandangan terbatas tentang kodrat manusia, mengabaikan puncak-puncak yang akan didaki oleh orang-orang yang memiliki potensi. Tuduhan dari pengeritik-pengeritik ini ialah bahwa behaviorisme memperlakukan manusia sebagai suatu mesin- “ suatu sistem kompleks yang bertingkah laku menurut cara-cara yang sesuai dengan hukum”.
Individu digambarkan sebagai suatu organisme yang tersusun baik, teratur, dan ditentukan sebelumnya, dengan spontanitas, kegembiraan hidup, dan kreativitas, seperti suatu alat pengatur panas. Psikoanalisis telah memberi kepada kita hanya sisi yang sakit atau pincang dari kodrat manusia karena hanya berpusat pada tingkah laku yang neurotis dan psikotis. Freud dan orang-orang yang mengikuti ajaran-ajarannya mempelajari kepribadian yang terganggu secara emosional, bukan kepribadian yang sehat, yang paling buruk dari kodrat manusia, bukan yang paling baik.’
Baik behaviorisme maupun psikoanalisis tidak berbicara mengenai potensi kita untuk bertumbuh, keinginan kita untuk menjadi lebih baik atau lebih banyak daripada yang ada. Tentu saja segi-segi pandangan ini melihat oleh para behavioris sebagai orang-orang yang memberikan respons secara pasif terhadap stimulus-stimulus dari luar dan oleh ahli-ahli psikoanalisis sebagai korban dari kekuatan-kekuatan biologis dan konflik-konflik masa kanak-kanak.


TEORI
1.     Kepribadian Sehat Aliran Psikoanalisis
Psikoanalisis adalah cabang ilmu yang dikembangkan oleh Sigmund Freud dan para pengikutnya, sebagai studi fungsi dan perilaku psikologis manusia.
Aliran psikoanalisa melihat manusia dari sisi negatif, alam bawah sadar (id, ego, super ego), mimpi dan masa lalu. Aliran ini mengabaikan Potensi yang dimiliki oleh manusia. Manusia pada dasarnya ditentukan oleh energi psikis dan pengalaman-pengalaman dini.
Kepribadian Sehat Psikoanalisa:
1)      Menurut freud kepribadian yang sehat yaitu jika individu bergerak menurut pola perkembangan yang ilmiah.
2)      Kemampuan dalam mengatasi tekanan dan kecemasan, dengan belajar
3)      Mental yang sehat ialah seimbangnya fungsi dari superego terhadap id dan ego
4)      Tidak mengalami gangguan dan penyimpangan pada mentalnya
5)      Dapat menyesuaikan keadaan ddengan berbagai dorongan dan keinginan
Dalam aliran Psikoanalisa ini bisa dibilang manusia adalah korban tekanan biologis dan konflik masa kanak-kanak. Aliran ini melihat dari sisi negatif individu, alam bawah sadar (id,ego,superego), mimpi dan masa lalu.
Pandangan kaum psikoanalisa, hanya memberi kepada kita sisi yang sakit atau kurang, ‘sisi yang pincang’ dari kodrat manusia, karna hanya berpusat pada tingkah laku yang neuritis dan psikotis.
Sigmund freud dan orang-orang yang mengikuti ajarannya mempelajari kepribadian yang terganggu secara emosional, bukan kebribadian yang sehat; atau kebribadian yang paling buruk dari kodrat manusia, bukan yang paling baik.
Jadi, aliran ini memberi gambaran pesimis tentang kodrat manusia, dan manusia dianggap sebagai korban dari tekanan-tekanan biologis dan konflik masa kanak-kanak.

2.      Kepribadian Sehat Aliran Behavioristik
Behaviorisme juga disebut psikologi S – R (stimulus dan respon). Behaviorisme menolak bahwa pikiran merupakan subjek psikologi dan bersikeras bahwa psokologi memiliki batas pada studi tentang perilaku dari kegiatan-kegiatan manusia dan binatang yang dapat diamati. Teori Behaviorisme sendiri pertama kali diperkenalkan oleh John B. Watson (1879-1958)
Aliran behaviorisme mempunyai 3 ciri penting:
1)      Menekankan pada respon-respon yang dikondisikan sebagai elemen dari perilaku.
2)      Menekankan pada perilaku yang dipelajari dari pada perilaku yang tidak dipelajari. Behaviorisme menolak kecenderungan pada perilaku yang bersifat bawaan.
3)      Memfokuskan pada perilaku binatang. Menurutnya, tidak ada perbedaan alami antara perilaku manusia dan perilaku binatang. Kita dapat belajar banyak tentang perilaku kita sendiri dari studi tentang apa yang dilakukan binatang.
Menurut penganut aliran ini perilaku selalu dimulai dengan adanya rangsangan yaitu berupa stimulus dan diikuti oleh suatu reaksi beupa respons terhadap rangsangan itu. Salah satu penganut watson yang sangat besar masukannya untuk perkembangan behaviorisme adalah B.F. Skinner. Aliran ini memandang manusia seperti mesin yang dapat dikendalikan perilakunya lewat suatu pengkondisian. Ini menganggap manusia yang meberikan respon positif yang berasal dari luar. Dalam aliran ini manusia di anggap tidak memiliki sikap diri sendiri.
Jadi menurut Behaviorisme manusia dianggap memberikan respons secara pasif terhadap stimulus-stimulus dari luar. Kepribadian manusia sebagai suatu sistem yang bertingkah laku menurut cara yang sesuai peraturannya dan menganggap manusia tidak memiliki sikap diri sendiri.
Kepribadian yang sehat menurut behavioristik:
1)      Memberikan respon terhadap faktor dari luar seperti orang lain dan lingkungannya.
2)      Bersifat sistematis dan bertindak dengan dipengaruhi oleh pengalaman.
3)      Sangat dipengaruhi oleh faktor eksternal, karena manusia tidak memiliki sikap dengan bawaan sendiri.
4)      Menekankan pada tingkah laku yang dapat diamati dan menggunakan metode yang obyektif.

3.     Kepribadian Sehat Aliran Humanistik
Istilah psikologi humanistik (Humanistic Psychology) diperkenalkan oleh sekelompok ahli psikologi yang pada awal tahun 1960-an bekerja sama di bawah kepemimpinan Abraham Maslow dalam mencari alternatif dari dua teori yang sangat berpengaruh atas pemikiran intelektual dalam psikologi. Kedua teori yang dimaksud adalah psikoanalisis dan behaviorisme. Maslow menyebut psikologi humanistik sebagai “kekuatan ketiga” (a third force) karena humanistik muncul sebagai kritik terhadap pandangan tentang manusia yang mekanistik ala behaviorisme dan pesimistik ala psikoanalisa.
Menurut aliran humanistik kepribadian yang sehat, individu dituntut untuk mengembangkan potensi yang terdapat didalam dirinya sendiri. Bukan saja mengandalakan pengalaman-pengalaman yang terbentuk pada masa lalu dan memberikan diri untuk belajar mengenai suatu pola mengenai yang baik dan benar sehingga menghasilkan respon individu yang bersifat pasif.
Ciri dari kepribadian sehat adalah mengaktualisasikan diri, bukan respon pasif buatan atau individu yang terimajinasikan oleh pengalaman-pengalaman masa lalu. Aktualisasi diri adalah mampu mengedepankan keunikan dalam pribadi setiap individu, karena setiap individu memiliki hati nurani dan kognisi untuk menimbang-nimbang segala sesuatu yang menjadi kebutuhannya.
Kepribadian yang sehat menurut humanistik, perilaku yang mengarah pada aktualisasi diri:
1)      Menjalani hidup seperti seorang anak, dengan penyerapan dan konsentrasi sepenuhnya.
2)      Mencoba hal-hal baru ketimbang bertahan pada cara-cara yang aman dan tidak berbahaya.
3)      Lebih memperhatikan perasaan diri dalam mengevaluasi pengalaman ketimbang suara tradisi, otoritas, atau mayoritas.
4)      Jujur; menghindari kepura-puraan dalam “bersandiwara”.
5)      Siap menjadi orang yang tidak popular bila mempunyai pandangan sebagian besar orang.
6)      Memikul tanggung jawab.
7)      Bekerja keras untuk apa saja yang ingin dilakukan.

4.     Teori Kepribadian Sehat Menurut Allport
Secara umum teori Allport memberi definisi yang positif terhadap manusia.“Kepribadian manusia menurut Allport adalah organisasi yang dinamis dari system psikofisik dalam individu yang turut menentukan cara-caranya yang unik atau khas dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya”
Dalam teori Allport juga memandang bahwa kesehatan psikologis adalah melihat ke depan, tidak melihat ke belakang, dapat dikatakan bahwa seluruh teori yang dikemukakan oleh Allport ini sangat bertentangan dengan teori-teori yang dikemukakan oleh Freud.
Ciri-Ciri Kepribadian yang Matang Menurut Allport :
Menurut Allport, faktor utama tingkah lalu orang dewasa yang matang adalah sifat-sifat yang terorganisir dan selaras yang mendorong dan membimbing tingkah laku menurut prinsip otonomi fungsional.
Kualitas Kepribadian yang matang menurut allport sebagai berikut:
1.      Ekstensi sense of self
·         Kemampuan berpartisipasi dan menikmati kegiatan dalam jangkauan yang luas.
·         Kemampuan diri dan minat-minatnya dengan orang lain beserta minat mereka.
·         Kemampuan merencanakan masa depan (harapan dan rencana).

2.      Hubungan hangat/akrab dengan orang lain, Kapasitas intimacy (hubungan kasih dengan keluarga dan teman) dan compassion (pengungkapan hubungan yang penuh hormat dan menghargai dengan setiap orang).

3.      Penerimaan diri
Kemampuan untuk mengatasi reaksi berlebih hal-hal yang menyinggung dorongan khusus (misal : mengolah dorongan seks) dan menghadapi rasa frustasi, kontrol diri, presan proporsional.
4.      Pandangan-pandangan realistis, keahlian dan penugasan
Kemampuan memandang orang lain, objek, dan situasi. Kapasitas dan minat dalam penyelesaian masalah, memiliki keahlian dalam penyelesain tugas yang dipilih, mengatasi pelbagai persoalan tanpa panik, mengasihani diri, atau tingkah laku lain yang merusak.

5.      Objektifikasi diri: insight dan humor
Kemampuan diri untuk objektif dan memahami tentang diri dan orang lain. Humor tidak sekedar menikmati dan tertawa tapi juga mampu menghubungkan secara positif pada saat yang sama pada keganjilan dan absurditas diri dan orang lain.

6.      Filsafat Hidup
Ada latar belakang yang mendasari semua yang dikerjakannya yang memberikan tujuan dan arti. Contohnya lewat agama.
Untuk memahami orang dewasa kita membutuhkan gambaran tujuan dan aspirasinya. Tidak semua orang dewasa memiliki kedewasaan yang matang. Bisa saja seseorang melakukan sesuatu hal tanpa tahu apa yang ia lakukan.

5.     Teori Kepribadian Sehat Menurut Rogers
Pendapat rogers: memahami dan menjelaskan teori kepribadian sehat menurut rogers, yang meliputi:
1)      Perkembangan kepribadian atau “self” Menurut Rogers, pribadi yang sehat muncul dari aktualisasi diri seseorang dalam kehidupannya. Pengalaman - pengalaman yang telah terjadi memotivasi diri untuk menjadi pribadi yang lebih sehat dari sebelumnya. Perkembangan aktualisasis diri berubah sejalan dengan semakin bertambahnya umur sebagai akibat dari perkembangan biologik dan belajar. Konsep self menggambarkan konsepsi mengenai dirinya sendiri, ciri-ciri yang dianggapnya menjadi bagian dari dirinya.
2)      Peranan positive regard dalam pembentukan kepribadian individu Kebutuhan tersebut disebut “need for positive regard” Kebutuhan tersebut dibagi menjadi dua, yaitu :
1.      Conditional positive regard (bersyarat),
2.      Unconditional positive regard (tak bersyarat).
Contohnya, seorang atlet cilik yang ingin selalu diperhatikan oleh orangtuanya dan pelatihnya dan selalu ingin dipuji akan prestasinya yang selama ini ia gapai. Ciri-ciri orang yang berfungsi sepenuhnya Pribadi yang berfungsi sepenuhnya adalah pribadi yang mengalami pengharagaan positif tak bersyarat. Karena ini penting, dihargai, diterima, disayangi, dicintai sebagai seseorang yang berarti tentu akan menerima dengan penuh kepercayaan

6.     Teori Kepribadian Sehat Menurut Maslow
Menurut Maslow kepribadian sehat  adalah berdasarkan tingkat kebutuhannya yaitu :
1)      Kebutuhan fisiologis: kebutuhan yang dasariah, misalnya rasa lapar, haus, tempat berteduh,   seks, tidur, oksigen, dan kebutuhan jasmani lainnya. Kebutuhan fisiologis adalah kebutuhan manusia yang paling mendasar untuk mempertahankan hidupnya secara fisik, yaitu kebutuhan akan makanan, minuman, tempat tinggal, seks, tidur, istirahat, dan udara. Seseorang yang mengalami kekurangan makanan, harga diri, dan cinta, pertama-tama akan mencari makanan terlebih dahulu. Bagi orang yang berada dalam keadaan lapar berat dan membahayakan, tak ada minat lain kecuali makanan. Bagi masyarakat sejahtera jenis-jenis kebutuhan ini umumnya telah terpenuhi. Ketika kebutuhan dasar ini terpuaskan, dengan segera kebutuhan-kebutuhan lain (yang lebih tinggi tingkatnya) akan muncul dan mendominasi perilaku manusia.
2)      Kebutuhan akan rasa aman: mencakup antara lain keselamatan dan perlindungan terhadap kerugian fisik dan emosional. Kebutuhan ini menampilkan diri dalam kategori kebutuhan akan kemantapan, perlindungan, kebebasan dari rasa takut, cemas dan kekalutan; kebutuhan akan struktur, ketertiban, hukum, batas-batas, dan sebagainya. Kebutuhan ini dapat kita amati pada seorang anak. Biasanya seorang anak membutuhkan suatu dunia atau lingkungan yang dapat diramalkan. Seorang anak menyukai konsistensi dan kerutinan sampai batas-batas tertentu. Jika hal-hal itu tidak ditemukan maka ia akan menjadi cemas dan merasa tidak aman. Orang yang merasa tidak aman memiliki kebutuhan akan keteraturan dan stabilitas serta akan berusaha keras menghindari hal-hal yang bersifat asing dan tidak diharapkan.
3)      Kebutuhan sosial: mencakup kebutuhan akan rasa memiliki dan dimiliki, kasih sayang, diterima-baik, dan persahabatan. Pada tingkat kebutuhan ini, dan belum pernah sebelumnya, orang akan sangat merasakan tiadanya sahabat, kekasih, isteri, suami, atau anak-anak. Ia haus akan relasi yang penuh arti dan penuh kasih dengan orang lain pada umumnya. Ia membutuhkan terutama tempat (peranan) di tengah kelompok atau lingkungannya, dan akan berusaha keras untuk mencapai dan mempertahankannya. Orang di posisi kebutuhan ini bahkan mungkin telah lupa bahwa tatkala masih memuaskan kebutuhan akan makanan, ia pernah meremehkan cinta sebagai hal yang tidak nyata, tidak perlu, dan tidak penting. Sekarang ia akan sangat merasakan perihnya rasa kesepian itu, pengucilan sosial, penolakan, tiadanya keramahan, dan keadaan yang tak menentu.
4)      Kebutuhan akan penghargaan: mencakup faktor penghormatan internal seperti harga diri, otonomi, dan prestasi; serta faktor eksternal seperti status, pengakuan, dan perhatian.Yang pertama (internal) mencakup kebutuhan akan harga diri, kepercayaan diri, kompetensi, penguasaan, kecukupan, prestasi, ketidaktergantungan, dan kebebasan (kemerdekaan). Yang kedua (eksternal) menyangkut penghargaan dari orang lain, prestise, pengakuan, penerimaan, ketenaran, martabat, perhatian, kedudukan, apresiasi atau nama baik. Orang yang memiliki cukup harga diri akan lebih percaya diri. Dengan demikian ia akan lebih berpotensi dan produktif. Sebaliknya harga diri yang kurang akan menyebabkan rasa rendah diri, rasa tidak berdaya, bahkan rasa putus asa serta perilaku yang neurotik. Kebebasan atau kemerdekaan pada tingkat kebutuhan ini adalah kebutuhan akan rasa ketidakterikatan oleh hal-hal yang menghambat perwujudan diri. Kebutuhan ini tidak bisa ditukar dengan sebungkus nasi goreng atau sejumlah uang karena kebutuhan akan hal-hal itu telah terpuaskan.
5)      Kebutuhan akan aktualisasi diri: mencakup hasrat untuk makin menjadi diri sepenuh kemampuannya sendiri, menjadi apa saja menurut kemampuannya. Menurut Maslow, setiap orang harus berkembang sepenuh kemampuannya. Kebutuhan manusia untuk bertumbuh, berkembang, dan menggunakan kemampuannya disebut Maslow sebagai aktualisasi diri. Maslow juga menyebut aktualisasi diri sebagai hasrat untuk makin menjadi diri sepenuh kemampuan sendiri, menjadi apa menurut kemampuan yang dimiliki. Kebutuhan akan aktualisasi diri ini biasanya muncul setelah kebutuhan akan cinta dan akan penghargaan terpuaskan secara memadai. Kebutuhan akan aktualisasi diri ini merupakan aspek terpenting dalam teori motivasi Maslow. Dewasa ini bahkan sejumlah pemikir menjadikan kebutuhan ini sebagai titik tolak prioritas untuk membina manusia berkepribadian unggul. Belakangan ini muncul gagasan tentang perlunya jembatan antara kemampuan majanerial secara ekonomis dengan kedalaman spiritual. Manajer yang diharapkan adalah pemimpin yang handal tanpa melupakan sisi kerohanian.

7.     Teori Kepribadian Sehat Menurut Fromm
Kepribadian sehat menurut Eric Fromm adalah teori yang menggunakan pendekatan sosial psikologis dimana pemusatan perhatiannya pada penguraian cara-cara dimana struktur dan dinamika-dinamika masyarakat tertentu membentuk para anggotanya sehingga karakter para anggota tersebut sesuai dengan nilai yang ada pada masyarakat. Karena pada dasarnya manusia terpisah dari alam dan dari sesamanya maka cara mempersatukan adalah melalui belajar bagaimana mencitai atau bagaimana menemukan keamanan dengan menyelaraskan keinginannya dengan masyarakat yang otoriter , karena manusia adalah makhluk yang memiliki kesadaran pikiran akal sehat daya akal, kesanggupan untuk mencintai, perhatian tanggung jawab integritas bisa di lukai mengalami kesedihan sehingga apabila dalam kaitannya manusia kurang dalam menanggapi hal yang di sebutkan tersebut maka manusia tersebut bisa di katakan tidak sehat secara mental menurut Eric fromm .
            Kebutuhan dasar manusia menurut Eric Fromm :
1)      Kebutuhan akan keberhubungan kebutuhan ini adalah secara spesifik aktif dan produktif mencintai orang lain.
2)      Kebutuhan akan trandensi mengungguli alam menjadi mahluk yang kreatif Kebutuhan akan kemantapan ingin meiliki rasa bersahaja pada dunia dan orang lain supaya dapat beradaptasi di dunia .
3)      Kebutuhan akan idenditas brusaha untuk memiliki rasa idenditas personal dan keunikan guna menciptakan rasa yang terlepas dari dunia.
4)      Kebutuhan akan kerangka orientasi untukmencptakan rasa yang terlepas dari dunia. Hal kebutuhan tersebut adalah sifat alamiah dari manusia menurut fromm dan ini berubah saat evolusi namun manivestasi dari kebutuhan ini adalah akan memunculkan potensi-potensi batiniah di tentukan oleh aturan-aturan sosial di mana ia hidup dan kepribadian seseorang berkembang menurut kesempatan-kesempatan yang di berikan kepadanya oleh masyarakat tertentu .
Sehingga kepribadian sehat menurut Eric Fromm adalah penyesuaian diri seseorang dalam masyarakat merupakan kompromi antara kebutuhan-kebutuahn batin dan tuntutan dari luar dan seseorang menerapkan karakter sosial untuk memenuhi harapan masyarakat kepribadian sehat juga adanya keinginan untuk mencintai dan di cintai .


DAFTAR PUSTAKA
Psikologi kepribadian. Penulis: Agus Sujanto; Penerbit: Bumi Aksara.
Psikologi Kepribadian. Penulis: Sumadi Suryabrata, Penerbit: Rajawali Pers.
Siswanto. 2007. Kesehatan Mental; Konsep, Cakupan, dan Perkembangannya. Yogyakarta: Andi  
    Sunaryo. 2002.
Riyanti, Dwi B.P., Prabowo, Hendro. (1998). Seri diktat kuliah psikologi umum 2. Depok:
     Universitas Gunadarma.
Schultz Duane. 1991. Psikologi Pertumbuhan. Yogyakarta: Kanisius.