Nama : Trisya Handika Putri
NPM : 1A514884
Kelas : 2PA07
Mata Kuliah : Kesehatan Mental
PENDAHULUAN
Apakah
itu kepribadian yang sehat? Apakah sifat-sifat orang yang memiliki kepribadian
yang sehat? Bagaimanakah tingkah laku, pikiran, serta perasaan orang ini?
Dapatkah anda atau saya menjadi pribadi yang sehat?
Pertanyaan-pertanyaan
ini terus-menerus ditanyakan bukan hanya oleh ahli-ahli psikologi tetapi juga
oleh berjuta-juta orang lain. Dapat diramalkan, tidak jauh di balik
pertanyaan-pertanyaan ini, telah muncul bermacam-macam jawaban- suatu arus
buku-buku untuk pertolongan terhadap diri sendiri, kepercayaan-kepercayaan yang
membimbing, janji-janji tentang gaya hidup baru- beberapa jawaban terlalu
sederhana dan dangkal (dan tidak berguna) sedangkan jawaban-jawaban lainnya
memiliki nilai potensial dalam membantu kita untuk memahami diri kita dengan
lebih baik.
“Ahli-ahli
psikologi pertumbuhan” ini (kebanyakan di antara mereka memandang diri mereka
sebagai ahli-ahli psikologi humanistik) telah memiliki suatu pandangan yang
segar terhadap kodrat manusia. Apa yang mereka lihat adalah suatu tipe orang
yang berbeda dari apa yang digambarkan behaviorisme dan psikoanalisis,
bentuk-bentuk psikologi tradisional.
Ahli-ahli
psikologi humanistik semakin kritis terhadap tradisi-tradisi ini, karena mereka
percaya bahwa behaviorisme dan psikoanalisis memberikan pandangan-pandangan
terbatas tentang kodrat manusia, mengabaikan puncak-puncak yang akan didaki
oleh orang-orang yang memiliki potensi. Tuduhan dari pengeritik-pengeritik ini
ialah bahwa behaviorisme memperlakukan manusia sebagai suatu mesin- “ suatu
sistem kompleks yang bertingkah laku menurut cara-cara yang sesuai dengan hukum”.
Individu
digambarkan sebagai suatu organisme yang tersusun baik, teratur, dan ditentukan
sebelumnya, dengan spontanitas, kegembiraan hidup, dan kreativitas, seperti
suatu alat pengatur panas. Psikoanalisis telah memberi kepada kita hanya sisi
yang sakit atau pincang dari kodrat manusia karena hanya berpusat pada tingkah
laku yang neurotis dan psikotis. Freud dan orang-orang yang mengikuti
ajaran-ajarannya mempelajari kepribadian yang terganggu secara emosional, bukan
kepribadian yang sehat, yang paling buruk dari kodrat manusia, bukan yang
paling baik.’
Baik
behaviorisme maupun psikoanalisis tidak berbicara mengenai potensi kita untuk
bertumbuh, keinginan kita untuk menjadi lebih baik atau lebih banyak daripada
yang ada. Tentu saja segi-segi pandangan ini melihat oleh para behavioris
sebagai orang-orang yang memberikan respons secara pasif terhadap
stimulus-stimulus dari luar dan oleh ahli-ahli psikoanalisis sebagai korban
dari kekuatan-kekuatan biologis dan konflik-konflik masa kanak-kanak.
TEORI
1.
Kepribadian
Sehat Aliran Psikoanalisis
Psikoanalisis
adalah cabang ilmu yang dikembangkan oleh Sigmund Freud dan para pengikutnya,
sebagai studi fungsi dan perilaku psikologis manusia.
Aliran
psikoanalisa melihat manusia dari sisi negatif, alam bawah sadar (id, ego,
super ego), mimpi dan masa lalu. Aliran ini mengabaikan Potensi yang dimiliki
oleh manusia. Manusia pada dasarnya ditentukan oleh energi psikis dan
pengalaman-pengalaman dini.
Kepribadian
Sehat Psikoanalisa:
1) Menurut
freud kepribadian yang sehat yaitu jika individu bergerak menurut pola perkembangan
yang ilmiah.
2) Kemampuan
dalam mengatasi tekanan dan kecemasan, dengan belajar
3) Mental
yang sehat ialah seimbangnya fungsi dari superego terhadap id dan ego
4) Tidak
mengalami gangguan dan penyimpangan pada mentalnya
5) Dapat
menyesuaikan keadaan ddengan berbagai dorongan dan keinginan
Dalam
aliran Psikoanalisa ini bisa dibilang manusia adalah korban tekanan biologis
dan konflik masa kanak-kanak. Aliran ini melihat dari sisi negatif individu,
alam bawah sadar (id,ego,superego), mimpi dan masa lalu.
Pandangan
kaum psikoanalisa, hanya memberi kepada kita sisi yang sakit atau kurang, ‘sisi
yang pincang’ dari kodrat manusia, karna hanya berpusat pada tingkah laku yang
neuritis dan psikotis.
Sigmund
freud dan orang-orang yang mengikuti ajarannya mempelajari kepribadian yang
terganggu secara emosional, bukan kebribadian yang sehat; atau kebribadian yang
paling buruk dari kodrat manusia, bukan yang paling baik.
Jadi,
aliran ini memberi gambaran pesimis tentang kodrat manusia, dan manusia
dianggap sebagai korban dari tekanan-tekanan biologis dan konflik masa
kanak-kanak.
2. Kepribadian Sehat Aliran Behavioristik
Behaviorisme
juga disebut psikologi S – R (stimulus dan respon). Behaviorisme menolak bahwa
pikiran merupakan subjek psikologi dan bersikeras bahwa psokologi memiliki
batas pada studi tentang perilaku dari kegiatan-kegiatan manusia dan binatang
yang dapat diamati. Teori Behaviorisme sendiri pertama kali diperkenalkan oleh
John B. Watson (1879-1958)
Aliran behaviorisme
mempunyai 3 ciri penting:
1)
Menekankan pada respon-respon yang dikondisikan
sebagai elemen dari perilaku.
2)
Menekankan pada perilaku yang dipelajari dari
pada perilaku yang tidak dipelajari. Behaviorisme menolak kecenderungan pada
perilaku yang bersifat bawaan.
3)
Memfokuskan pada perilaku binatang. Menurutnya,
tidak ada perbedaan alami antara perilaku manusia dan perilaku binatang. Kita
dapat belajar banyak tentang perilaku kita sendiri dari studi tentang apa yang
dilakukan binatang.
Menurut
penganut aliran ini perilaku selalu dimulai dengan adanya rangsangan yaitu
berupa stimulus dan diikuti oleh suatu reaksi beupa respons terhadap rangsangan
itu. Salah satu penganut watson yang sangat besar masukannya untuk perkembangan
behaviorisme adalah B.F. Skinner. Aliran ini memandang manusia seperti mesin
yang dapat dikendalikan perilakunya lewat suatu pengkondisian. Ini menganggap
manusia yang meberikan respon positif yang berasal dari luar. Dalam aliran ini
manusia di anggap tidak memiliki sikap diri sendiri.
Jadi
menurut Behaviorisme manusia dianggap memberikan respons secara pasif terhadap
stimulus-stimulus dari luar. Kepribadian manusia sebagai suatu sistem yang
bertingkah laku menurut cara yang sesuai peraturannya dan menganggap manusia
tidak memiliki sikap diri sendiri.
Kepribadian yang
sehat menurut behavioristik:
1)
Memberikan respon terhadap faktor dari luar
seperti orang lain dan lingkungannya.
2)
Bersifat sistematis dan bertindak dengan
dipengaruhi oleh pengalaman.
3)
Sangat dipengaruhi oleh faktor eksternal, karena
manusia tidak memiliki sikap dengan bawaan sendiri.
4)
Menekankan pada tingkah laku yang dapat diamati
dan menggunakan metode yang obyektif.
3.
Kepribadian Sehat
Aliran Humanistik
Istilah
psikologi humanistik (Humanistic
Psychology) diperkenalkan oleh sekelompok ahli psikologi yang pada awal
tahun 1960-an bekerja sama di bawah kepemimpinan Abraham Maslow dalam mencari
alternatif dari dua teori yang sangat berpengaruh atas pemikiran intelektual
dalam psikologi. Kedua teori yang dimaksud adalah psikoanalisis dan
behaviorisme. Maslow menyebut psikologi humanistik sebagai “kekuatan ketiga” (a third force) karena humanistik muncul
sebagai kritik terhadap pandangan tentang manusia yang mekanistik ala
behaviorisme dan pesimistik ala psikoanalisa.
Menurut
aliran humanistik kepribadian yang sehat, individu dituntut untuk mengembangkan
potensi yang terdapat didalam dirinya sendiri. Bukan saja mengandalakan
pengalaman-pengalaman yang terbentuk pada masa lalu dan memberikan diri untuk
belajar mengenai suatu pola mengenai yang baik dan benar sehingga menghasilkan
respon individu yang bersifat pasif.
Ciri
dari kepribadian sehat adalah mengaktualisasikan diri, bukan respon pasif
buatan atau individu yang terimajinasikan oleh pengalaman-pengalaman masa lalu.
Aktualisasi diri adalah mampu mengedepankan keunikan dalam pribadi setiap
individu, karena setiap individu memiliki hati nurani dan kognisi untuk
menimbang-nimbang segala sesuatu yang menjadi kebutuhannya.
Kepribadian
yang sehat menurut humanistik, perilaku yang mengarah pada aktualisasi diri:
1) Menjalani
hidup seperti seorang anak, dengan penyerapan dan konsentrasi sepenuhnya.
2) Mencoba
hal-hal baru ketimbang bertahan pada cara-cara yang aman dan tidak berbahaya.
3) Lebih
memperhatikan perasaan diri dalam mengevaluasi pengalaman ketimbang suara
tradisi, otoritas, atau mayoritas.
4) Jujur;
menghindari kepura-puraan dalam “bersandiwara”.
5) Siap
menjadi orang yang tidak popular bila mempunyai pandangan sebagian besar orang.
6) Memikul
tanggung jawab.
7) Bekerja
keras untuk apa saja yang ingin dilakukan.
4.
Teori Kepribadian
Sehat Menurut Allport
Secara
umum teori Allport memberi definisi yang positif terhadap manusia.“Kepribadian
manusia menurut Allport adalah organisasi yang dinamis dari system psikofisik
dalam individu yang turut menentukan cara-caranya yang unik atau khas dalam
menyesuaikan diri dengan lingkungannya”
Dalam
teori Allport juga memandang bahwa kesehatan psikologis adalah melihat ke
depan, tidak melihat ke belakang, dapat dikatakan bahwa seluruh teori yang
dikemukakan oleh Allport ini sangat bertentangan dengan teori-teori yang dikemukakan
oleh Freud.
Ciri-Ciri
Kepribadian yang Matang Menurut Allport :
Menurut
Allport, faktor utama tingkah lalu orang dewasa yang matang adalah sifat-sifat
yang terorganisir dan selaras yang mendorong dan membimbing tingkah laku
menurut prinsip otonomi fungsional.
Kualitas
Kepribadian yang matang menurut allport sebagai berikut:
1. Ekstensi
sense of self
·
Kemampuan berpartisipasi dan menikmati
kegiatan dalam jangkauan yang luas.
·
Kemampuan diri dan minat-minatnya dengan
orang lain beserta minat mereka.
·
Kemampuan merencanakan masa depan
(harapan dan rencana).
2. Hubungan
hangat/akrab dengan orang lain, Kapasitas intimacy (hubungan kasih dengan
keluarga dan teman) dan compassion (pengungkapan hubungan yang penuh hormat dan
menghargai dengan setiap orang).
3. Penerimaan
diri
Kemampuan
untuk mengatasi reaksi berlebih hal-hal yang menyinggung dorongan khusus (misal
: mengolah dorongan seks) dan menghadapi rasa frustasi, kontrol diri, presan
proporsional.
4. Pandangan-pandangan
realistis, keahlian dan penugasan
Kemampuan memandang
orang lain, objek, dan situasi. Kapasitas dan minat dalam penyelesaian masalah,
memiliki keahlian dalam penyelesain tugas yang dipilih, mengatasi pelbagai
persoalan tanpa panik, mengasihani diri, atau tingkah laku lain yang merusak.
5. Objektifikasi
diri: insight dan humor
Kemampuan diri untuk
objektif dan memahami tentang diri dan orang lain. Humor tidak sekedar
menikmati dan tertawa tapi juga mampu menghubungkan secara positif pada saat
yang sama pada keganjilan dan absurditas diri dan orang lain.
6. Filsafat
Hidup
Ada
latar belakang yang mendasari semua yang dikerjakannya yang memberikan tujuan
dan arti. Contohnya lewat agama.
Untuk
memahami orang dewasa kita membutuhkan gambaran tujuan dan aspirasinya. Tidak
semua orang dewasa memiliki kedewasaan yang matang. Bisa saja seseorang
melakukan sesuatu hal tanpa tahu apa yang ia lakukan.
5. Teori Kepribadian Sehat Menurut Rogers
Pendapat
rogers: memahami dan menjelaskan teori kepribadian sehat menurut rogers, yang
meliputi:
1) Perkembangan
kepribadian atau “self” Menurut Rogers, pribadi yang sehat muncul dari
aktualisasi diri seseorang dalam kehidupannya. Pengalaman - pengalaman yang
telah terjadi memotivasi diri untuk menjadi pribadi yang lebih sehat dari
sebelumnya. Perkembangan aktualisasis diri berubah sejalan dengan semakin
bertambahnya umur sebagai akibat dari perkembangan biologik dan belajar. Konsep
self menggambarkan konsepsi mengenai dirinya sendiri, ciri-ciri yang
dianggapnya menjadi bagian dari dirinya.
2) Peranan
positive regard dalam pembentukan kepribadian individu Kebutuhan tersebut
disebut “need for positive regard” Kebutuhan tersebut dibagi menjadi dua, yaitu
:
1. Conditional positive regard
(bersyarat),
2. Unconditional positive regard
(tak bersyarat).
Contohnya,
seorang atlet cilik yang ingin selalu diperhatikan oleh orangtuanya dan
pelatihnya dan selalu ingin dipuji akan prestasinya yang selama ini ia gapai.
Ciri-ciri orang yang berfungsi sepenuhnya Pribadi yang berfungsi sepenuhnya
adalah pribadi yang mengalami pengharagaan positif tak bersyarat. Karena ini
penting, dihargai, diterima, disayangi, dicintai sebagai seseorang yang berarti
tentu akan menerima dengan penuh kepercayaan
6. Teori Kepribadian Sehat Menurut Maslow
Menurut
Maslow kepribadian sehat adalah berdasarkan tingkat kebutuhannya
yaitu :
1) Kebutuhan
fisiologis: kebutuhan yang dasariah, misalnya rasa lapar, haus, tempat
berteduh, seks, tidur, oksigen, dan kebutuhan jasmani lainnya. Kebutuhan
fisiologis adalah kebutuhan manusia yang paling mendasar untuk mempertahankan
hidupnya secara fisik, yaitu kebutuhan akan makanan, minuman, tempat tinggal,
seks, tidur, istirahat, dan udara. Seseorang yang mengalami kekurangan makanan,
harga diri, dan cinta, pertama-tama akan mencari makanan terlebih dahulu. Bagi
orang yang berada dalam keadaan lapar berat dan membahayakan, tak ada minat
lain kecuali makanan. Bagi masyarakat sejahtera jenis-jenis kebutuhan ini
umumnya telah terpenuhi. Ketika kebutuhan dasar ini terpuaskan, dengan segera
kebutuhan-kebutuhan lain (yang lebih tinggi tingkatnya) akan muncul dan
mendominasi perilaku manusia.
2) Kebutuhan
akan rasa aman: mencakup antara lain keselamatan dan perlindungan terhadap
kerugian fisik dan emosional. Kebutuhan ini menampilkan diri dalam
kategori kebutuhan akan kemantapan, perlindungan, kebebasan dari rasa takut,
cemas dan kekalutan; kebutuhan akan struktur, ketertiban, hukum, batas-batas,
dan sebagainya. Kebutuhan ini dapat kita amati pada seorang anak. Biasanya
seorang anak membutuhkan suatu dunia atau lingkungan yang dapat diramalkan.
Seorang anak menyukai konsistensi dan kerutinan sampai batas-batas tertentu.
Jika hal-hal itu tidak ditemukan maka ia akan menjadi cemas dan merasa tidak
aman. Orang yang merasa tidak aman memiliki kebutuhan akan keteraturan dan
stabilitas serta akan berusaha keras menghindari hal-hal yang bersifat asing
dan tidak diharapkan.
3) Kebutuhan
sosial: mencakup kebutuhan akan rasa memiliki dan dimiliki, kasih sayang,
diterima-baik, dan persahabatan. Pada tingkat kebutuhan ini, dan belum
pernah sebelumnya, orang akan sangat merasakan tiadanya sahabat, kekasih,
isteri, suami, atau anak-anak. Ia haus akan relasi yang penuh arti dan penuh
kasih dengan orang lain pada umumnya. Ia membutuhkan terutama tempat (peranan)
di tengah kelompok atau lingkungannya, dan akan berusaha keras untuk mencapai
dan mempertahankannya. Orang di posisi kebutuhan ini bahkan mungkin telah lupa
bahwa tatkala masih memuaskan kebutuhan akan makanan, ia pernah meremehkan
cinta sebagai hal yang tidak nyata, tidak perlu, dan tidak penting. Sekarang ia
akan sangat merasakan perihnya rasa kesepian itu, pengucilan sosial, penolakan,
tiadanya keramahan, dan keadaan yang tak menentu.
4) Kebutuhan
akan penghargaan: mencakup faktor penghormatan internal seperti harga diri,
otonomi, dan prestasi; serta faktor eksternal seperti status, pengakuan, dan
perhatian.Yang pertama (internal) mencakup kebutuhan akan harga diri,
kepercayaan diri, kompetensi, penguasaan, kecukupan, prestasi, ketidaktergantungan,
dan kebebasan (kemerdekaan). Yang kedua (eksternal) menyangkut penghargaan dari
orang lain, prestise, pengakuan, penerimaan, ketenaran, martabat, perhatian,
kedudukan, apresiasi atau nama baik. Orang yang memiliki cukup harga diri akan
lebih percaya diri. Dengan demikian ia akan lebih berpotensi dan produktif.
Sebaliknya harga diri yang kurang akan menyebabkan rasa rendah diri, rasa tidak
berdaya, bahkan rasa putus asa serta perilaku yang neurotik. Kebebasan atau
kemerdekaan pada tingkat kebutuhan ini adalah kebutuhan akan rasa
ketidakterikatan oleh hal-hal yang menghambat perwujudan diri. Kebutuhan ini
tidak bisa ditukar dengan sebungkus nasi goreng atau sejumlah uang karena
kebutuhan akan hal-hal itu telah terpuaskan.
5) Kebutuhan
akan aktualisasi diri: mencakup hasrat untuk makin menjadi diri sepenuh kemampuannya
sendiri, menjadi apa saja menurut kemampuannya. Menurut Maslow, setiap orang
harus berkembang sepenuh kemampuannya. Kebutuhan manusia untuk bertumbuh,
berkembang, dan menggunakan kemampuannya disebut Maslow sebagai aktualisasi
diri. Maslow juga menyebut aktualisasi diri sebagai hasrat untuk makin menjadi
diri sepenuh kemampuan sendiri, menjadi apa menurut kemampuan yang dimiliki.
Kebutuhan akan aktualisasi diri ini biasanya muncul setelah kebutuhan akan
cinta dan akan penghargaan terpuaskan secara memadai. Kebutuhan akan
aktualisasi diri ini merupakan aspek terpenting dalam teori motivasi Maslow.
Dewasa ini bahkan sejumlah pemikir menjadikan kebutuhan ini sebagai titik tolak
prioritas untuk membina manusia berkepribadian unggul. Belakangan ini muncul
gagasan tentang perlunya jembatan antara kemampuan majanerial secara ekonomis
dengan kedalaman spiritual. Manajer yang diharapkan adalah pemimpin yang handal
tanpa melupakan sisi kerohanian.
7. Teori Kepribadian Sehat Menurut Fromm
Kepribadian sehat menurut Eric Fromm adalah
teori yang menggunakan pendekatan sosial psikologis dimana pemusatan perhatiannya
pada penguraian cara-cara dimana struktur dan dinamika-dinamika masyarakat
tertentu membentuk para anggotanya sehingga karakter para anggota tersebut
sesuai dengan nilai yang ada pada masyarakat. Karena pada dasarnya manusia
terpisah dari alam dan dari sesamanya maka cara mempersatukan adalah melalui
belajar bagaimana mencitai atau bagaimana menemukan keamanan dengan
menyelaraskan keinginannya dengan masyarakat yang otoriter , karena manusia
adalah makhluk yang memiliki kesadaran pikiran akal sehat daya akal,
kesanggupan untuk mencintai, perhatian tanggung jawab integritas bisa di lukai
mengalami kesedihan sehingga apabila dalam kaitannya manusia kurang dalam
menanggapi hal yang di sebutkan tersebut maka manusia tersebut bisa di katakan
tidak sehat secara mental menurut Eric fromm .
Kebutuhan
dasar manusia menurut Eric Fromm :
1)
Kebutuhan akan
keberhubungan kebutuhan ini adalah secara spesifik aktif dan produktif
mencintai orang lain.
2)
Kebutuhan akan
trandensi mengungguli alam menjadi mahluk yang kreatif Kebutuhan akan
kemantapan ingin meiliki rasa bersahaja pada dunia dan orang lain supaya dapat
beradaptasi di dunia .
3)
Kebutuhan akan
idenditas brusaha untuk memiliki rasa idenditas personal dan keunikan guna
menciptakan rasa yang terlepas dari dunia.
4)
Kebutuhan akan
kerangka orientasi untukmencptakan rasa yang terlepas dari dunia. Hal kebutuhan
tersebut adalah sifat alamiah dari manusia menurut fromm dan ini berubah saat
evolusi namun manivestasi dari kebutuhan ini adalah akan memunculkan
potensi-potensi batiniah di tentukan oleh aturan-aturan sosial di mana ia hidup
dan kepribadian seseorang berkembang menurut kesempatan-kesempatan yang di
berikan kepadanya oleh masyarakat tertentu .
Sehingga kepribadian sehat menurut Eric
Fromm adalah penyesuaian diri seseorang dalam masyarakat merupakan kompromi
antara kebutuhan-kebutuahn batin dan tuntutan dari luar dan seseorang
menerapkan karakter sosial untuk memenuhi harapan masyarakat kepribadian sehat
juga adanya keinginan untuk mencintai dan di cintai .
DAFTAR PUSTAKA
Psikologi kepribadian. Penulis: Agus Sujanto; Penerbit: Bumi Aksara.
Psikologi Kepribadian. Penulis: Sumadi Suryabrata, Penerbit: Rajawali
Pers.
Siswanto. 2007.
Kesehatan Mental; Konsep, Cakupan, dan Perkembangannya. Yogyakarta: Andi
Sunaryo. 2002.
Riyanti, Dwi B.P.,
Prabowo, Hendro. (1998). Seri diktat kuliah psikologi umum 2. Depok:
Universitas Gunadarma.
Schultz Duane. 1991.
Psikologi Pertumbuhan. Yogyakarta: Kanisius.